SUBANG, TINTAIHIJAU.com – Rocky Gerung, seorang akademisi yang juga pengamat politik, dengan tegas menolak pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Ia menjelaskan alasannya menolak IKN karena proyek tersebut sudah menggerogoti Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Awalnya, IKN mungkin direncanakan sebagai proyek bisnis antar perusahaan, namun lama-kelamaan proyek tersebut malah menguras APBN.
Seharusnya, APBN dapat digunakan untuk mendukung pendidikan anak-anak di Kalimantan agar tingkat pendidikannya dapat lebih baik dan mengatasi masalah stunting di sana.
Rocky menegaskan bahwa pendapatnya ini semata-mata untuk membela hak masyarakat adat di Kalimantan.
Ia merasa heran bahwa masyarakat Dayak justru menganggapnya menghina adat suku di Kalimantan padahal sebenarnya dia ingin melindungi masyarakat adat dari eksploitasi oleh investor China.
Selama ini, dia sering diundang oleh masyarakat adat dan universitas di Kalimantan untuk memberikan pendapatnya tentang IKN.
Menurutnya, proyek IKN ini berbahaya secara diplomasi, geopolitik, dan kebudayaan, karena akan menyebabkan masyarakat adat terpinggirkan dan kehilangan identitas budaya mereka.
Rocky Gerung dengan tegas menyatakan bahwa dia selalu mencintai Kalimantan dan berusaha melindunginya agar tidak dijual kepada pihak lain.
Pernyataan Rocky Gerung ini merupakan tanggapan atas kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke China yang meminta investor China untuk berinvestasi dalam pembangunan IKN.
Menurut Rocky, tindakan tersebut seolah-olah menjual negara kepada investor asing dengan memberikan konsesi selama 180 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
FOLLOW SOCMED:
FB & IG: TINTAHIJAUcom
IG & YT: TINTAHIJAUcom
E-mail: red.tintahijau@gmail.com