SUBANG, TINTAHIJAU.com – Komisi IX DPR RI melakukan kunjungan ke Pemkab Subang. Kunjungan tersebut terkait Pengawasan Produk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji yang mengandung Gula, Garam dan Lemak Tinggi.
Kunjungan kerja ini dipimpin H. Edy Wuryanto. Bersama dengan Anggota Komisi IX DPR RI, ada perwakilan dari Kemnterian Kesehatan. Mereka disambut oleh Sekda Asep Nuroni, Dinkes Subang dan Dinkes Jabar.
Edy Wuryanto menjelaskan tujuan kunjungan ini antara lain menghimpun data-data dan informasi yang komprehensif dan akurat dari para pemangku kepentingan dan memperoleh masukan terkait kesulitan dan hambatan yang dihadapi dalam melakukan pengawasan terhadap produk pangan olahan dan pangan siap saji dengan kandungan gula, garam, dan lemak (GGL).
Hal ini dilakukan, kata Edy, untuk melindungi masyarakat dari pangan olahan yang tidak aman bagi kesehatan masyarakat.
Pada sesi tanya jawab, Anggota Komisi IX DPR RI Nurhayati menanyakan terkait pengawasan terhadap penggunaan gula, garam dan lemak tinggi di sektor UMKM dan makanan siap saji.
“Kami menginginkan peran Dinas kesehatan dan BPOM untuk lebih bisa mengawasi dan intervensi di Lapangan,” kata Nurhayati.
Kepala Dinas Kesehatan dr Maxi mengatakan kunjungan ini dalam rangka mwmastikan bahwa manusia yang berkualitas harus dalam konsisi yang sehat, dan peibadi yang sehat tergantung dari makanan yang dikonsumsi.
“Nah dalam hal ini Komisi IX DPR RI melakulan pemantauan terahadap pengawasan yang dilakulan Kabupaten Subang terhadap, yang spepsipiknya pangan olahan dan makanan siap saji,” kata dr Maxi.
Dr Maxi menerangkan, sejauh ini pihaknya baru melakukan pemantauan keamanan yang difokuskan pada kandungan zat kimia dan biologi. Sementara pada kandungan lebib spesipik seperti kadar gula, garam dan lemak, Dinkes belum dilakukan
“Kami sebelumnya belum banyak berbuat yang maksimal terhadap kandungan, karena yang kami laksanakan adalah premarket dan posmarket. Nah yang bisa kita lakulan adalah pemantauan meamanan pangan, yaitu kandungan kimia dan Biologi,” kata dr Maxi.
Belum dilakukan kandungan GGL pada olahan pangan dan makanan siap saji ini, ditegaskan dr Maxi, faktor dampam ekonomi dan eksiatensi keberadaan UMKM
“Di luar itu soal jenis kandungan gula, garam dan lemaknya, kami belum kesana. Kalau alat bisa kita cari, tapi yang paling penting, efeknya ke UMKM. Sanggaup saja kalu kita bikin peraturan bupati, tapi semua UMKM wajib dipwriksa nilai gizinya,” tandasnya
Kita ada saran