SUBANG, TINTAHIJAU.com – Gunung Marapi, salah satu destinasi favorit para pendaki di Sumatera Barat, kembali menyita perhatian setelah mengalami erupsi pada hari Minggu (3/12) sekitar pukul 14.54 WIB. Lokasinya yang berada di Kabupaten Agam dan Tanah Datar membuat wilayah sekitarnya, termasuk Kota Bukittinggi, mengalami dampak berupa hujan abu vulkanik.
Gunung Marapi memiliki ketinggian 2.891 mdpl dan dikenal sebagai gunung api aktif tertinggi di Sumatera Barat. Untuk mendaki gunung ini, para pendaki diwajibkan mendaftar secara online melalui website BKSDA Sumbar. Tiga pintu jalur pendakian yang bisa dipilih meliputi Batu Palano di Kabupaten Agam, serta Koto Baru dan Aia Angek di Kabupaten Tanah Datar.
Selain menawarkan tantangan pendakian, Gunung Marapi juga memanjakan pendaki dengan pemandangan indah. Dari puncaknya, para pendaki dapat menikmati kecantikan Lembah Agam hingga Gunung Singalang. Bahkan, panorama yang disajikan melibatkan Gunung Singgalang di sebelah barat, Talakmau di utara Bukittinggi, serta Danau Singkarak dan Kerinci di selatan.
Tidak hanya sebagai tujuan wisata alam, Gunung Marapi memiliki kaitan erat dengan asal-usul orang Minangkabau. Menurut Tambo, sebuah hikayat sejarah Minangkabau, Gunung Marapi dianggap sebagai tempat asal usul nenek moyang orang Minangkabau. Konon, Raja Iskandar Zulkarnaini dan rombongan tiba di pulau tersebut, yang kemudian menjadi kawasan Gunung Marapi, dan menetap di sana.
Gunung Marapi telah mencatat lebih dari 50 kali letusan sejak tahun 1822. Letusan pertamanya terjadi pada tahun 1807, diikuti oleh aktivitas berulang seperti letusan abu, lava, dan gemuruh. Sejumlah letusan signifikan tercatat pada tahun-tahun tertentu, seperti pada Juni 1883 dan Agustus 1883 yang diikuti oleh hujan abu.
Selain menarik perhatian para pendaki dan ilmuwan vulkanologi, Gunung Marapi juga menjadi bagian penting dari warisan budaya Minangkabau. Berbagai legenda dan cerita turun-temurun melekat pada gunung ini, menambah nilai keunikan dan keistimewaannya di mata masyarakat setempat.
Dengan kembali erupsinya pada Desember 2023, Gunung Marapi mengingatkan kita akan potensi bahaya alam yang selalu mengintai. Meskipun demikian, keindahan alam dan nilai sejarah yang terkandung di dalamnya tetap menjadi daya tarik utama bagi para pendaki dan pengunjung yang mencari petualangan dan keajaiban alam Sumatera Barat.





