Menyoroti Jatuhnya Perusahaan Ponsel Nokia

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Tumbangnya Nokia, yang pada satu masa menjadi raja di pasar ponsel, merupakan kisah tragis dalam dunia teknologi. David J Cord, seorang jurnalis senior di Finlandia dan penulis buku “The Decline and Fall of Nokia,” telah menggali lebih dalam ke dalam keruntuhan perusahaan tersebut.

Berikut beberapa sorotan dari wawancara Cord dengan Neowin, yang memberikan pemahaman mendalam mengenai perjalanan tragis Nokia.

Kesadaran Tanpa Aksi

Cord mengungkap fakta mengejutkan bahwa Nokia sebenarnya memiliki kesadaran akan perubahan industri. Mereka memahami peralihan ke layar sentuh, pentingnya ekosistem, dan peran krusial internet. Mereka bahkan mendekati pengembang aplikasi lebih awal daripada Apple atau Google.

Namun, kesadaran ini tidak diimbangi dengan tindakan. Cord menyoroti bahwa kegagalan bukanlah kurangnya visi, melainkan kegagalan dalam eksekusi. Struktur organisasi yang birokratis dan orientasi yang terlalu ke dalam menjadi kendala utama.

Kritik Terhadap Mantan CEO

Mantan CEO, Olli-Pekka Kallasvuo, banyak disalahkan oleh mantan karyawan. Mereka merasa Kallasvuo kurang inspirasional dan kurang memiliki visi. Cord menyebutkan bahwa Kallasvuo, seorang pengacara dan profesional keuangan, terlalu konservatif dan tidak mampu beradaptasi dengan kecepatan industri teknologi. Meskipun tahu akan perubahan, Kallasvuo tidak dapat mengatasi hambatan struktural dan budaya yang telah mengakar di Nokia.

Pilihan CEO dan Keputusan Kritis

Menariknya, Scott McNealy, pendiri Sun Microsystems, awalnya menjadi pilihan nomor satu sebagai CEO Nokia. Namun, dia menolak tawaran tersebut karena ingin tetap dekat dengan keluarga dan teman-temannya di California.

Pilihan kedua, Anssi Vanjoki, ditolak karena pemegang saham besar menginginkan seseorang dari luar perusahaan. Akhirnya, Stephen Elop terpilih, dan seiring dengan kepemimpinannya, Nokia memutuskan untuk beralih ke platform Windows Phone.

Langkah Menuju Ketergantungan pada Windows

Meskipun sebagian besar Nokia mendukung langkah menuju Windows Phone, ada beberapa kekhawatiran filosofis terhadap Microsoft. Nokia mengumumkan perpindahan mereka ke Windows tanpa memiliki produk yang siap dijual, menunjukkan masalah eksekusi yang kritis.

Selain itu, mereka menandatangani perjanjian eksklusif yang mengikat mereka dengan Windows, tanpa rencana cadangan. Ini menjadi kesalahan besar karena Nokia kehilangan kebebasan untuk mengambil tindakan independen.

Reaksi Finlandia Terhadap Penjualan Divisi Ponsel

Penjualan divisi ponsel Nokia ke Microsoft bukan hanya kekalahan perusahaan, tetapi juga kekalahan nasional bagi Finlandia. Emosi masyarakat Finlandia sangat berat.

Nokia menjadi lambang prestasi nasional, dan kejatuhan perusahaan tersebut menyakitkan seperti kehilangan identitas diri dan bangsa. Banyak orang di Finlandia merasa marah, terutama terhadap Stephen Elop, yang dianggap bertanggung jawab atas kejatuhan tersebut.

Wawancara ini membuka jendela pada aspek-aspek yang kurang dikenal dari kisah kegagalan Nokia. Perubahan kepemimpinan, keputusan kritis, dan ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan industri menjadi poin penting yang membawa Nokia dari puncak hongga berada pada posisi keterpurukan.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini