SUBANG, TINTAHIJAU.com – Perut buncit bukan hanya masalah kosmetik atau risiko kesehatan semata, tetapi juga dapat meningkatkan risiko saraf kejepit, demikian diungkapkan oleh Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi, Asrafi Rizki Gatam, yang merupakan konsultan tulang belakang di Eka Hospital BSD.
Menurut Asrafi, pria dewasa muda di usia 20-40 tahun dengan perut buncit atau lingkar pinggang besar memiliki risiko tinggi mengalami saraf kejepit, terutama di bagian pinggang atau punggung.
Perut yang membesar akibat banyaknya lemak dapat menyebabkan tubuh cenderung membungkuk ke belakang, menambah beban pada tulang belakang, yang pada akhirnya dapat menyebabkan nyeri punggung akibat saraf kejepit.
“Banyak lemak di perut, perut besar maka badan akan lining ke belakang. Beban si tulang belakang ini makin besar, makanya sering sakit punggung yang ternyata saraf kejepit,” ungkap Asrafi dalam temu media di Eka Hospital, Jakarta Selatan.
Selain itu, perut buncit dapat timbul akibat peningkatan lemak dalam tubuh, yang dapat terjadi jika seseorang jarang bergerak dan tidak mengeluarkan banyak energi. Contohnya, pekerja kantoran yang kebanyakan menghabiskan waktu di depan laptop tanpa banyak bergerak. Kondisi ini dapat memicu perut buncit dan pada akhirnya meningkatkan risiko saraf kejepit, terutama di area tulang belakang.
“Ketika hal ini terus dilakukan, maka buncit sudah pasti, dan tentu akan sakit punggung. Makanya, obesitas dengan saraf kejepit itu saling berkesinambungan,” tambahnya seperti yang dikutip dari laman CNN Indonesia , Minggu (24/12/2023).
Asrafi menekankan bahwa tidak ada makanan tertentu yang menjadi penyebab utama saraf kejepit. Namun, ketidakseimbangan antara asupan makanan dan aktivitas fisik yang rendah dapat meningkatkan risiko saraf kejepit.
“Pada prinsipnya (makanan) gak ada yang harus dicegah. Tapi problemnya kita banyak makan, metabolisme badan tidak lancar. Banyak yang masuk daripada yang keluar,” jelasnya.
Untuk mengurangi risiko saraf kejepit, Asrafi menyarankan meningkatkan metabolisme tubuh dengan lebih banyak bergerak, terutama selama bekerja. Cardio training juga dapat membantu membakar lemak, sehingga berat badan dapat turun dan risiko saraf kejepit dapat berkurang.
“Duduk paling lama itu hanya satu jam. Setelah satu jam berdiri, lakukan peregangan minimal 5-10 menit,” tambah Asrafi sebagai saran praktis bagi mereka yang cenderung duduk terlalu lama. Dengan perubahan gaya hidup yang sehat, risiko saraf kejepit dapat dikelola dengan lebih baik.