SUBANG, TINTAHIJAU.com – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,8 mengguncang Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada malam Minggu (31/12).
Penjabat (Pj) Bupati Sumedang, Herman Suryatman, menyampaikan bahwa tidak ada korban jiwa akibat gempa tersebut, namun terdapat tiga orang yang mengalami luka ringan.
Dalam konferensi pers daring bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Senin (1/1) dini hari, Herman menyatakan bahwa ketiga orang yang mengalami luka ringan sudah mendapatkan penanganan.
Daerah yang terdampak gempa antara lain Tegalsari, Cipameungpeuk, dan Babakan Hurip. Tegalsari dan Cipameungpeuk mengalami kerusakan pada beberapa rumah yang retak, sedangkan Babakan Hurip melaporkan adanya 53 rumah yang mengalami kerusakan sementara.
Selain pemukiman, gempa juga berdampak pada dua rumah sakit, yaitu RSUD Kabupaten Sumedang dan Rumah Sakit Pakuwon. Menurut Herman, kondisi Rumah Sakit Pakuwon relatif aman, dengan para pasien yang telah dievakuasi keluar gedung.
Namun, tiga bangunan RSUD Sumedang, termasuk Paviliun, VIP, dan Ruang Sakura, mengalami keretakan akibat gempa. Evakuasi dilakukan terhadap 331 pasien, yang kini ditempatkan di lima tenda di sekitar area RSUD Sumedang. Dua pasien dengan kondisi sakit berat mendapatkan perawatan intensif.
BMKG menjelaskan bahwa gempa bumi tektonik dangkal yang terjadi di Sumedang tersebut diduga akibat aktivitas sesar aktif. Gempa pertama dengan magnitudo 4,1 terjadi pada pukul 14.35 WIB, sebelum gempa utama magnitudo 4,8 terjadi menjelang pergantian tahun baru 2024 pada pukul 20.34 WIB.
Sebagai respons terhadap gempa tersebut, BMKG mencatat adanya gempa susulan dengan kekuatan lebih rendah sebesar magnitudo 3,4 hanya satu jam setelahnya.
Meskipun kerusakan terjadi pada beberapa bangunan dan rumah sakit, respons cepat dari pihak berwenang dan evakuasi pasien menunjukkan upaya maksimal dalam penanganan dampak gempa di Kabupaten Sumedang.