Memahami ADHD: Gejala, Faktor Penyebab, dan Cara Penanganannya

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Dalam beberapa waktu terakhir, perhatian publik di Indonesia kembali tertuju pada kondisi gangguan mental Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD yang diidap oleh selebgram, Fuji.

Kondisi ini memengaruhi perkembangan dan aktivitas otak, mempengaruhi aspek perhatian, hiperaktivitas, dan pengendalian diri.

Menurut laporan dari Kidshealth.org, ADHD adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan memusatkan perhatian pada suatu hal, sulit berdiam diri, dan mengalami hiperaktivitas.

Ratna Yunita Setiyani Subardjo, seorang dosen Psikologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, menambahkan bahwa ADHD dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu Dominan Inatentif, Dominan Hiperaktif-Impulsif, dan Kombinasi Inatentif dan Hiperaktif-Impulsif.

Proses diagnosis ADHD melibatkan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan tes kuesioner. Dokter akan mengumpulkan informasi mengenai riwayat penyakit, masalah psikologis, serta observasi terhadap kegiatan dan catatan sekolah pengidap ADHD.

Gejala ADHD pada Anak dan Orang Dewasa

ADHD umumnya didiagnosis pertama kali pada masa kanak-kanak, tetapi dapat berlanjut hingga dewasa. Gejala ADHD pada anak melibatkan kesulitan memperhatikan, perilaku impulsif, dan hiperaktivitas. Sementara pada orang dewasa, gejala meliputi ketidakorganisasian, kesulitan mempertahankan fokus, hiperfokus pada hal tertentu, dan masalah dalam hubungan interpersonal.

Penyebab dan Faktor Risiko ADHD

Meskipun belum sepenuhnya dipahami, genetika diyakini memainkan peran penting dalam penyebab ADHD. Penelitian juga menunjukkan hubungan dengan kerusakan otak, paparan lingkungan selama kehamilan atau usia muda, konsumsi alkohol dan merokok selama kehamilan, kelahiran prematur, dan berat lahir rendah.

Anggapan bahwa ADHD disebabkan oleh konsumsi gula berlebihan, pola asuh, atau faktor sosial belum sepenuhnya terbukti.

Cara Penanganan ADHD

Saat ini, ADHD dianggap sebagai gangguan mental yang belum dapat disembuhkan sepenuhnya. Namun, terdapat beberapa pendekatan penanganan, termasuk penggunaan obat penenang, Terapi Kognitif Perilaku (CBT), dan penerapan metode pengasuhan yang tepat, terutama untuk anak-anak.

Pendekatan ini bertujuan membantu pengidap ADHD dalam mengurangi perilaku hiperaktif, impulsif, dan meningkatkan kualitas hidup sehari-hari.

Meskipun tantangan dalam penanganan ADHD masih ada, pemahaman yang lebih baik tentang kondisi ini dapat membantu mengurangi stigma dan memberikan dukungan yang diperlukan kepada individu yang mengidap ADHD.