Doomsday Clock 2024, Menyikapi Ancaman Global dan Masa Depan Bumi

Doomsday Clock | Foto: Patrick Semansky/AP

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Setiap awal tahun, tradisi berlangsung di kalangan ilmuwan dari Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) untuk melakukan penyetelan ulang Doomsday Clock atau Jam Kiamat.

Proses ini, yang biasanya dilakukan pertengahan Januari, menarik perhatian dunia untuk melihat apakah jarum ikonik di Jam Kiamat akan bergerak atau tetap pada posisinya. Pertanyaannya adalah, bagaimana nasib Bumi di tengah-tengah berbagai tantangan global?

Makna Doomsday Clock

Jam Kiamat adalah simbolisme yang mencerminkan potensi risiko bencana global buatan manusia. Dikelola sejak tahun 1947 oleh ilmuwan anggota BAS di University of Chicago, Amerika Serikat, Jam Kiamat berfungsi sebagai pengingat tentang bahaya yang mungkin diakibatkan oleh tindakan manusia terhadap Bumi.

BAS sendiri merupakan organisasi yang terdiri dari para ahli dan ilmuwan yang memiliki tugas penting dalam menilai kemajuan ilmu pengetahuan serta risikonya terhadap kemanusiaan. Jam Kiamat menjadi lambang peringatan untuk menghindari perbuatan yang dapat mengakibatkan kerusakan serius pada planet kita.

Pertama kali diatur pada tahun 1947, Jam Kiamat ditetapkan pada 7 menit menuju tengah malam. Namun, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya ancaman seperti bahaya nuklir, disinformasi, dan perubahan iklim, jarum Jam Kiamat semakin mendekati tengah malam, melambangkan potensi kehancuran Bumi.

Setiap tahun, BAS melakukan analisis terhadap dua aspek utama. Pertama, apakah keamanan umat manusia lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya? Kedua, apakah kemanusiaan lebih aman selama 76 tahun terakhir?

Jam Kiamat 2023 dan Tantangan Terkini

Menyongsong tahun 2023, Jam Kiamat hampir menyentuh tengah malam, mengindikasikan bahwa potensi kehancuran Bumi semakin mendekat menurut perhitungan para ilmuwan. Dengan hanya tersisa 90 detik menuju ‘kehancuran Bumi’, ini menjadi catatan waktu terdekat dalam sejarah Jam Kiamat.

Beberapa faktor yang mempercepat jarum Jam Kiamat pada 2023 melibatkan isu seperti invasi Rusia-Ukraina, perubahan iklim, dan dampak berkelanjutan dari pandemi. Pemerintah di berbagai negara dianggap belum berhasil mengatasi masalah ini dengan regulasi yang tepat.

Sebagai informasi, catatan terlama dalam sejarah Jam Kiamat adalah 17 menit menuju tengah malam, tercatat pada tahun 1991. Kejadian tersebut terjadi ketika Presiden Amerika Serikat George Bush dan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev mengumumkan pengurangan persenjataan nuklir di masing-masing negara.

Tantangan saat ini mengarah pada pertanyaan: apakah jarum Jam Kiamat tahun 2024 akan tetap stabil, mundur, atau malah maju lebih cepat?

Namun, yang paling penting adalah bagaimana kita sebagai manusia dapat menjaga keberlangsungan Bumi ini. Keputusan dan tindakan kita akan membentuk masa depan, dan kesadaran akan tanggung jawab bersama perlu menjadi fokus utama untuk menjaga kelangsungan hidup planet ini.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini