SUBANG, TINTAHIJAU.com – Ramadan menjadi momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain sebagai waktu untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri pada Allah, bulan Ramadan juga sering dimanfaatkan untuk merawat kesehatan, termasuk menurunkan berat badan.
Namun, ironisnya, tak sedikit yang justru mengalami kenaikan berat badan selama bulan suci ini. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Menurut ahli gizi Putri MJ, SGz, salah satu penyebab kenaikan berat badan saat Ramadan adalah kebiasaan makan yang kurang tepat. Saat berbuka dan sahur, seringkali kita cenderung mengonsumsi makanan yang tinggi kalori namun rendah gizi.
Misalnya, mie instan atau camilan ringan yang mengandung banyak gula dan lemak. Hal ini tentu saja dapat memicu penumpukan lemak dalam tubuh, yang pada akhirnya menyebabkan kenaikan berat badan.
Putri menekankan pentingnya mengonsumsi makanan ‘real food’ atau makanan yang belum diolah secara berlebihan. Saat sahur, disarankan untuk mengonsumsi nasi bersama lauk yang mengandung protein, seperti telur atau sumber protein lainnya, serta sayuran.
Hal ini akan membantu menjaga keseimbangan nutrisi dalam tubuh serta memberikan energi yang cukup untuk menjalani puasa.
Selain itu, saat berbuka puasa, disarankan untuk menghindari makanan yang tinggi lemak dan gorengan. Sebaiknya, mulailah dengan konsumsi buah-buahan segar, kurma, atau minuman yang menghidrasi tubuh, sebelum memakan hidangan berat.
Dengan demikian, kita dapat mengontrol asupan kalori harian dan menghindari kebiasaan ‘overeating’ yang dapat mengakibatkan penumpukan lemak.
Dengan menjaga pola makan yang seimbang dan mengonsumsi makanan yang tepat, diharapkan umat Muslim dapat menjalani bulan Ramadan dengan sehat dan tetap menjaga berat badan idealnya.
Jadi, mari sama-sama memperbaiki kebiasaan makan selama Ramadan untuk mencapai kesehatan optimal!