Ragam

Fenomena Salat Tarawih Kilat Semakin Menjamur di Tanah Air

×

Fenomena Salat Tarawih Kilat Semakin Menjamur di Tanah Air

Sebarkan artikel ini

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Salat tarawih kilat kini tengah menjadi tren di Tanah Air, bukan hanya sebagai fenomena lokal di Udanawu, Blitar, namun juga merambah ke daerah lain, seperti masjid di Jombang, Jawa Timur.

Kecepatan dalam melaksanakan salat tarawih tersebut mencakup segala aspek, mulai dari bacaan hingga gerakan, memungkinkan sebuah rangkaian shalat tarawih 20 rakaat selesai dalam waktu hanya sekitar 10 menit.

Seperti halnya di masjid-masjid lainnya, saat waktu Isya tiba, para jemaah dari berbagai kalangan – laki-laki, perempuan, dewasa, dan anak-anak – berbondong-bondong menuju masjid.

Hal yang sama juga terjadi di Masjid Nurul Iman, Desa Janti, Kecamatan Jogoroto, Jombang, Jawa Timur. Yang membedakan adalah kecepatan pelaksanaan salat tarawih di masjid ini.

Salat tarawih dengan kecepatan kilat bukanlah hal baru di Masjid Nurul Iman. Sudah bertahun-tahun tradisi ini dilakukan, menjadi kebiasaan yang dijalani tanpa cela.

“Salat tarawih di masjid ini memang cepat ya, baik gerakan maupun bacaannya. Dari dulu memang seperti itu,” ungkap Afif Fathurrahman, pengurus Takmir Masjid Nurul Iman seperti yang dilansir dari laman TVOneNews.com.

Meskipun pelaksanaannya sangat cepat, semangat para jemaah tetap tinggi. Kendati demikian, terdapat beberapa jemaah yang tertinggal dari gerakan imam. Sebagian jemaah tua mampu mengikuti gerakan imam, namun ada pula yang terpaksa hanya mampu salat dengan duduk karena tidak mampu mengejar kecepatan gerakan imam.

Tradisi salat tarawih 20 rakaat, yang lazimnya memakan waktu sekitar 30 hingga 45 menit di masjid-masjid lain, jauh lebih cepat selesai di Masjid Nurul Iman. “Kalau lamanya tarawihnya ya sekitar 10 menit ya. Karena mulai salat isya sampai selesai semuanya sekitar 30 menit. Mulai jam 7, jam setengah 8 sudah selesai,” jelas Afif.

Setelah menyelesaikan salat tarawih dan salat witir, sebagian besar jemaah langsung meninggalkan masjid, kecuali hanya beberapa yang tetap tinggal untuk melanjutkan dengan tadarus Al-Quran.

Fenomena salat tarawih kilat di Masjid Nurul Iman bukan hanya sekadar sebuah tradisi, namun juga menjadi bagian dari identitas dan kebersamaan jemaah di masjid tersebut.

Meskipun berlangsung dengan kecepatan tinggi, semangat dan khusyuk tetap menjadi nilai yang dijunjung tinggi oleh para jemaah dalam menjalankan ibadah selama bulan Ramadan.