SUBANG, TINTAHIJAU.com – Platform media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter dan sekarang dimiliki oleh Elon Musk, mengalami gelombang perubahan yang membingungkan penggunanya.
Salah satu perubahan paling mencolok adalah keputusan memberikan tanda centang biru secara gratis kepada sejumlah pengguna, yang sebelumnya merupakan simbol verifikasi akun dengan biaya langganan bulanan.
Sejak diakuisisi oleh Musk pada Oktober 2022, tanda centang biru di platform X hanya diberikan kepada mereka yang membayar biaya berlangganan. Hal ini menimbulkan kebingungan, keluhan, dan bahkan munculnya akun palsu yang berpura-pura menjadi orang terverifikasi.
Namun, baru-baru ini, kejutan datang ketika banyak pengguna melaporkan bahwa tanda centang biru telah muncul kembali di akun mereka tanpa harus berlangganan layanan premium di X. Elon Musk mengumumkan bahwa ke depannya, akun X dengan pengikut lebih dari 2.500 akan mendapatkan fitur Premium secara gratis, dan yang memiliki lebih dari 5.000 pengikut akan mendapatkan fitur Premium+ tanpa biaya tambahan.
Meskipun sebagian pengguna senang dengan pengembalian verifikasi ini, ada pula yang merasa frustrasi. Aktris Yvette Nicole Brown, misalnya, mengekspresikan ketidakpuasannya melalui akun X-nya, menanyakan kapan tanda centang biru mulai diberikan kembali.
Di tengah kontroversi tentang tanda centang biru, X juga menghadapi tekanan dari pengguna dan pengiklan terkait moderasi konten serta penyebaran informasi yang salah dan ujaran kebencian di platform tersebut. Beberapa perusahaan besar bahkan memutuskan untuk menarik iklan mereka dari X setelah laporan menunjukkan iklan mereka muncul bersama konten yang memuji Nazi.
Respon Musk terhadap hal ini terkadang kontroversial, dengan menggunakan kata-kata kasar dan menuduh perusahaan-perusahaan tersebut melakukan pemerasan.
X juga berusaha untuk menuntut pihak-pihak yang mendokumentasikan penyebaran ujaran kebencian dan rasisme di platform mereka. Namun, upaya ini mendapat kendala setelah seorang hakim federal menolak gugatan terhadap salah satu lembaga yang terlibat dalam dokumentasi tersebut, yaitu Center for Countering Digital Hate, minggu lalu.
Dengan berbagai perubahan dan kontroversi yang terjadi, X masih harus menavigasi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara kebebasan berbicara dan penanganan konten yang merugikan. Tantangan ini akan menjadi ujian sejati bagi platform media sosial yang terus berkembang di era digital ini.