SUBANG, TINTAHIJAU.com – Suardi satu dari enam tokoh Subang yang mendaftar sebagai Bakal Calon Bupati Subang dari DPD PAN pada Pilkada November mendatang.
Mas Ardi begitu sapaanya, pengusaha Bakso di Pamanukan itu bulat untuk ikut ambil bagian pada pesta semokrasi lima tahunan. Dia bertekad ingin memajukan Subang jika terpilih nanti.
“Subang itu kan punya banyak potensi, saya ingin dari potensi ini, PAD kita tingkatkan. Dengan PAD yang besar ini sebagai modal besar untuk memajukan Kabupaten Subang,” kata Suardj belum lama ini.
Suardi berjualan bakso dimulai sejak remaja atau tahun 1994 di daerah Bandung. Hingga saat ini usaha bakso dengan label Bakso Rudal itu masih tetap eksis, khususnya di daerah pantura. Bukan hanya menaungi banyak karyawan, Bakso Rudal itu kini sudah membuka cabang disejumlah daerah, termasuk di Bandung.
Ayah dari seorang legislator, Albert itu optimistis bisa direkomendasikan PAN untuk maju di Pilkada. Optimis itu setidaknya didasari dengan fakta bahwa dari enam tokoh yang mendaftar, hanya Suardi lah yang merupakan kader PAN. Suardi bahkan menjabat Ketua DPC PAN Pamanukan.
Meskipun sebagai pengusaha bakso, jika dirinya maju di Pilkada, Suardi yakin bisa memenangkan Pilkada November 2024. Berkaca dari jejak Ruhimat yang semula diframing sebagai petani, atau pedagang sate saat maju di Pilkada 2018 lalu, Suardi optimistis bisa melenggang ke Pendopo Bupati Subang.
“Belajar dari Pak Ruhimat yang terkenalnya apa ya tukang rongsokan ya, tapi setelah saya dekat dengan Beliau, ternyata jualan sate juga. Nah bupati yang kemarin aja jualan sate, Bupati nanti ya jualan,” katanya sambil tertawa.
Mas Ardi sebagai kader PAN tentunya sangat optimis mendapatkan rekomendasi dari PAN. Apalagi, dirinya mendapatkan dukungan dari 30 Ketua DPC PAN se-Kabupaten Subang untuk maju sebagai Calon Bupati Subang.
“Saya mendapatkan dukungan dari 30 Ketua DPC PAN se-Kabupaten Subang untuk maju sebagai Calon Bupati Subang. Tentunya dukungan ini menjadi modal untuk dapat rekomendasi dari PAN,” ucap Mas Ardi.
Selain itu, tambahnya, dukungan didapat pula dari para pedagang baso dan jamu yang tersebar di setiap kecamatan. “Jumlah mereka di setiap kecamatan mencapai 2.000 hingga 3.000 pedagang,” ucapnya.