SUBANG, TINTAHIJAU.com – Pertamina Patra Niaga, mulai 1 Juni mendatang, akan menerapkan kebijakan baru yang mewajibkan pembelian LPG 3 kilogram (kg) menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Kebijakan ini diumumkan oleh Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR pada Selasa, 2 Agustus.
Riva Siahaan menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk memperbaiki ketepatan sasaran penyaluran LPG bersubsidi.
“Per tanggal 1 Juni nantinya pada saat akan melakukan pembelian LPG 3 kg akan dipersyaratkan menggunakan KTP sehingga menuju ke sana seluruh agen dan pangkalan melakukan pendataan terhadap konsumen-konsumen yang melakukan pembelian dan mencatatkan dalam aplikasi yang disebut merchant application atau MAP,” ungkap Riva seperti yang dikutip dari laman CNN Indonesia, Kamis (30/5/2024).
Dengan diterapkannya kebijakan ini, per April 2024, sebanyak 41,8 juta nomor induk kependudukan (NIK) telah mendaftar dalam program subsidi tepat LPG. Dari jumlah tersebut, mayoritas atau sebanyak 35,9 juta NIK, yang setara dengan 86 persen, berasal dari sektor rumah tangga. Selain itu, ada 5,8 juta NIK dari usaha mikro, 12,8 ribu NIK dari petani sasaran, 29,6 ribu NIK dari nelayan sasaran, dan 70,3 ribu NIK dari pengecer.
Melalui program pendaftaran ini, profil pembeli LPG bersubsidi dapat dilihat dengan jelas, termasuk jumlah LPG yang mereka beli setiap bulannya. Secara rata-rata, konsumen membeli 1 hingga 5 tabung LPG 3 kg per bulan, meskipun ada juga pengecer yang membeli lebih dari 5 tabung per bulan.
Masalah penyaluran LPG 3 kg yang tidak tepat sasaran telah menjadi perhatian utama. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa banyak orang kaya yang masih menikmati subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan LPG, yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat miskin.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Nathan Kacaribu, hanya 23,3 persen dari penerima subsidi LPG 3 kg yang benar-benar merupakan orang miskin. Sebaliknya, 57,9 persen pengguna LPG 3 kg adalah orang kaya.
Demikian juga dengan BBM bersubsidi, di mana 60 persen dinikmati oleh orang kaya, sementara hanya 40 persen dinikmati oleh masyarakat miskin.
Contoh terbaru dari ketidaktepatan sasaran ini terjadi ketika artis Prilly Latuconsina kedapatan menggunakan LPG 3 kg untuk memasak saat Lebaran. Aksi ini mendapat banyak kritik dari netizen.
Prilly kemudian menjelaskan melalui unggahan di Instagram bahwa tabung gas subsidi tersebut ada di rumahnya tanpa disadari dan ia gunakan saat memasak jelang Lebaran 2024. Ia meminta maaf dan mengucapkan selamat Lebaran 2024 di akhir postingannya.
Dengan diberlakukannya kebijakan baru ini, diharapkan penyaluran LPG bersubsidi dapat lebih tepat sasaran dan dinikmati oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Langkah ini juga diharapkan dapat mengurangi penyalahgunaan subsidi oleh pihak yang tidak berhak.