SEMARANG, TINTAHIJAU.com – Pada perayaan Idul Adha 1445 H, Ketua KPU RI Hasyim Asyari bertindak sebagai khatib dalam Salat Idul Adha yang dilaksanakan di Simpang Lima Semarang. Dalam kesempatan tersebut, Hasyim menyampaikan khotbah yang mengulas hakikat dan nilai-nilai Idul Adha kepada para jemaah.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan ibu negara, Iriana Jokowi. Bertindak sebagai imam salat adalah KH Zainuri Ahmad. Selain itu, turut hadir juga Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Ketua LKPP RI Hendrar Prihadi, Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana, Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi, dan Pangdam IV Diponegoro Mayjen Deddy Suryadi.
Sejarah dan Nilai Idul Adha
Dalam khotbahnya, Hasyim Asyari mengisahkan sejarah dan nilai-nilai Idul Adha yang berawal dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Hasyim menjelaskan bahwa pengorbanan Nabi Ibrahim yang siap menyembelih putranya, Nabi Ismail, atas perintah Allah, serta keikhlasan dan ketaatan Nabi Ismail merupakan inti dari perayaan Idul Adha.
“Sebagai putra tunggal yang sangat disayangi, dalam suasana kasih sayang turun perintah Allah kepada sang ayah dengan kurban, dengan menyembelih anaknya, Nabi Ismail. Dengan ketaatan, Nabi Ismail melaksanakan. Nabi Ismail tidak gentar, rela menerima. Menerima perintah dengan ketaatan,” ujar Hasyim dalam khotbahnya.
Namun, dengan kebesaran Allah, Nabi Ismail digantikan dengan seekor domba pada saat penyembelihan. Ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail inilah yang menjadi pelajaran berharga bagi umat Islam, yang kemudian diabadikan dalam tradisi Idul Adha dengan menyembelih hewan ternak yang sehat.
Makna Pengorbanan dan Ketaatan
Hasyim juga menekankan bahwa agama Islam mengajarkan untuk menyembelih hewan ternak seperti domba, kambing, sapi, kerbau, atau unta sebagai bentuk pengorbanan. Ia mengingatkan bahwa umat Islam berkurban sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Lebih jauh, Hasyim menjelaskan makna simbolis dari penyembelihan hewan kurban, yaitu menghilangkan sifat-sifat kebinatangan yang buruk dalam diri manusia.
“Sifat kebinatangan di manusia harus disembelih. Perbuatan manusia dilandasi Tauhid, Iman dan Taqwa. Sifat mementingkan diri sendiri, sifat sombong, mementingkan dirinya dan golongannya. Selalu curiga, sebarkan informasi yang tidak benar, fitnah, rakus. Itu sifat tercela,” tegasnya.
Penyerahan Sapi Kurban oleh Presiden Jokowi
Dalam momen yang khidmat tersebut, Presiden Jokowi menyerahkan sapi kurban seberat 1,25 ton untuk disembelih di Semarang. Ini menjadi simbol dari partisipasi dan kepedulian pemimpin negara dalam perayaan Idul Adha yang penuh makna ini.
Dengan penyelenggaraan Salat Idul Adha di Simpang Lima Semarang, diharapkan nilai-nilai ketaatan, keikhlasan, dan pengorbanan dapat terus diresapi dan dijalankan oleh seluruh umat Islam. Perayaan ini bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan mempererat tali silaturahmi dalam bingkai kebersamaan dan ketakwaan.
Sumber: detikJateng





