SUBANG, TINTAHJIAU.com – Haji, ziarah tahunan umat Islam ke Mekkah, telah menjadi momen spiritual penting yang diidamkan umat Muslim dari seluruh dunia. Namun, tahun ini, tragedi mencekam terjadi di tengah pelaksanaan ibadah suci tersebut. Suhu panas yang ekstrem telah menelan korban jiwa, menurut laporan terbaru dari Arab Saudi.
Dalam kurun waktu lebih dari sepekan, suhu di kota suci Mekkah melonjak melebihi 50 derajat Celcius. Para diplomat dan media internasional melaporkan bahwa sedikitnya 550 jemaah haji telah meninggal dunia. Mayoritas dari mereka berasal dari berbagai negara, termasuk Mesir, Tunisia, Yordania, Iran, Senegal, dan Indonesia.
Pemerintah Saudi sendiri melaporkan bahwa suhu mencapai puncaknya pada 51,8 derajat Celcius di Masjidil Haram. Ini merupakan suhu tertinggi yang tercatat selama musim haji dalam beberapa dekade terakhir. Studi terbaru juga menunjukkan bahwa perubahan iklim global dapat memperparah kondisi ekstrem ini, menempatkan para peziarah dalam bahaya yang lebih besar.
Banyak dari kematian yang terjadi disebabkan oleh penyakit yang terkait dengan panas atau serangan panas. Kondisi ini semakin diperparah dengan terinjak-injak dan insiden kebakaran tenda yang terjadi selama perjalanan spiritual ini. Keluarga-keluarga di seluruh dunia sedang mencari kerabat mereka yang hilang atau terluka parah di rumah sakit.
Kementerian luar negeri berbagai negara seperti Mesir, Yordania, dan Tunisia telah mengeluarkan izin untuk memakamkan warga negaranya yang menjadi korban. Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan mencatat bahwa 144 jemaah haji telah meninggal dunia. Namun, penyebab pasti dari kematian mereka masih belum dapat dipastikan.
Para peziarah, di tengah cuaca yang tak terduga ini, menggunakan berbagai cara untuk melindungi diri dari sinar matahari, seperti payung dan berada di tempat teduh. Pemerintah Saudi telah memberikan himbauan agar peziarah tetap terhidrasi dan menghindari berada di luar ruangan pada jam-jam terpanas.
Meskipun tragedi ini menghadirkan kesedihan mendalam, semangat untuk menunaikan haji tetap kuat di hati umat Islam dari seluruh penjuru dunia. Haji tetap menjadi momen sakral yang diharapkan bisa dilaksanakan dengan aman dan khidmat, meskipun tantangan cuaca ekstrem semakin meningkat.
Mudah-mudahan, tindakan pencegahan yang lebih baik dapat diambil di masa depan untuk menghindari kehilangan jiwa di momen yang seharusnya penuh kedamaian ini. Haji bukan hanya tentang ritual ibadah, tetapi juga tentang solidaritas umat Islam yang saling mendukung dan menguatkan dalam perjalanan rohani ini.