JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Tantrum pada anak sering kali menjadi tantangan besar bagi orangtua. Dalam situasi ini, banyak orangtua yang memilih menggunakan gawai atau screen time sebagai cara untuk menenangkan anak yang sedang tantrum.
Saat anak mulai menangis atau mengamuk, mereka dengan cepat menyetel Youtube atau tontonan kesukaan sang anak hingga periode tantrum selesai. Namun, menurut psikolog anak Gloria Siagian M.Psi., hal ini sebenarnya merupakan momen penting bagi orangtua untuk memberikan pelajaran berharga tentang regulasi emosi kepada anak.
Menyadari Pentingnya Periode Tantrum
Gloria menjelaskan bahwa periode tantrum adalah kesempatan emas bagi ayah dan ibu untuk mengajarkan anak bagaimana meregulasi emosi mereka. “Sebenarnya, orangtua kasih screen time supaya anaknya cepat berhenti.
Padahal sebenarnya ini momen penting buat orangtua untuk mengajari anak meregulasi emosi,” papar Gloria mengutip siaran pers acara di Gramedia World BSD, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Minggu (21/7/2024).
Alasan Anak Mengalami Tantrum
Anak-anak bisa mengalami tantrum karena berbagai alasan, seperti perasaan kantuk, lapar, atau marah karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Untuk mengatasi situasi ini, orangtua disarankan untuk menemani anak-anak mereka, memberikan perhatian dan pemahaman terhadap perasaan yang sedang mereka alami.
Pendekatan yang Tepat Menghadapi Tantrum
Gloria memberikan contoh cara efektif untuk menghadapi tantrum anak tanpa screen time. Misalnya, orangtua bisa mengatakan, “Iya, mama atau papa tahu kamu capek, lapar, atau sedih karena tidak mendapatkan yang kamu mau. Ya sudah, mama atau papa temani.” Dengan demikian, anak akan merasa didengarkan dan dipahami.
Selain itu, orangtua perlu memahami kebiasaan anak-anaknya. Jika mereka senang dipeluk, maka memeluk dan mengelus tubuh anak dapat membantu menenangkan emosi mereka. Cara-cara ini lebih tepat karena membantu anak belajar menghadapi dan mengatasi perasaan mereka dengan cara yang sehat.
Dampak Pemberian Screen Time pada Anak
Memberikan screen time saat anak tantrum dapat berdampak negatif pada kepribadian mereka di kemudian hari. “Kalau langsung kasih screen time, itu tidak mengajarkan anak ketika kecewa harus melakukan apa,” ucap Gloria. Ia menambahkan bahwa screen time sebagai solusi instan dapat menjadi jalan pintas dalam menangani emosi, yang nantinya bisa membuat anak tidak tahu cara mengatasi perasaan mereka sendiri.
Ketika anak-anak tumbuh dewasa dan menghadapi situasi yang tidak menyenangkan, mereka yang terbiasa diberikan screen time mungkin akan mencari jalan pintas lain untuk mengatasi perasaan tersebut, bukan dengan memahami dan mengelola emosi mereka.
Menghadapi tantrum anak tanpa menggunakan screen time memang membutuhkan kesabaran dan perhatian ekstra dari orangtua. Namun, pendekatan ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi perkembangan emosional anak.
Dengan menemani, memeluk, dan mendengarkan perasaan mereka, orangtua dapat mengajarkan anak cara meregulasi emosi dengan baik. Tantrum bukan hanya momen sulit, tetapi juga kesempatan berharga untuk memberikan pelajaran penting tentang pengelolaan emosi yang akan berguna bagi anak sepanjang hidup mereka.