Ragam  

Bukan Sekedar Hiburan, Ini Sejarah dan Makna Filosofis Dibalik Lomba 17 Agustusan

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Menjelang Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI), suasana di berbagai pelosok kampung hingga institusi selalu dipenuhi dengan kemeriahan aneka lomba. Banyak yang mungkin bertanya-tanya, apa hubungan lomba 17-an dengan peringatan kemerdekaan Indonesia?

Ternyata, lomba-lomba tersebut tidak hanya sekadar untuk seru-seruan, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Mari kita simak sejarah dan makna di balik lomba 17 Agustus.

Sejarah Lomba 17 Agustus

  1. Panjat Pinang Panjat pinang merupakan salah satu lomba yang sangat identik dengan perayaan 17 Agustus. Menurut Heri Priyatmoko, seorang dosen sejarah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, lomba ini sudah ada sejak sebelum masa kemerdekaan dan pernah menjadi bagian dari hiburan dalam acara pernikahan bangsawan pada tahun 1920. Lomba ini menggambarkan gotong royong dan kebersamaan, di mana hadiah yang berhasil didapatkan dari puncak pohon pinang akan dibagi bersama seluruh anggota tim.
  2. Lomba Balap Karung Lomba balap karung juga memiliki sejarah panjang, bahkan sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Bahan goni yang digunakan dalam lomba ini dahulu sulit dijangkau oleh masyarakat kecil, sehingga kemungkinan besar hanya dimainkan oleh kalangan elit. Namun, seiring berjalannya waktu, lomba ini menjadi salah satu perlombaan yang populer dalam peringatan HUT RI.
  3. Tarik Tambang Seperti halnya balap karung, tarik tambang menggunakan bahan yang juga dianggap mahal pada masa itu. Fakta menarik lainnya, tarik tambang pernah menjadi cabang olahraga di Olimpiade dari tahun 1900 di Paris hingga 1920 di Antwerp. Lomba ini melambangkan kekompakan dan kekuatan tim, yang juga menjadi nilai penting dalam perjuangan meraih kemerdekaan.
  4. Lomba Makan Kerupuk Lomba makan kerupuk sudah dikenal sejak zaman Belanda dan menjadi salah satu lomba yang populer pada era 1950-an. Kerupuk, yang menjadi makanan pelengkap bagi rakyat kecil saat krisis ekonomi, menjadi simbol perjuangan menghadapi masa-masa sulit. Lomba ini mengingatkan kita akan kesederhanaan dan semangat untuk bertahan hidup.
  5. Lomba Egrang Egrang, yang dahulu menjadi ejekan bagi orang Belanda yang bertubuh tinggi, kini menjadi permainan tradisional yang sering diperlombakan dalam rangka perayaan HUT RI. Bambu sebagai bahan utama egrang mudah diperoleh, sehingga permainan ini sangat populer di kalangan rakyat kecil.
  6. Lomba Balap Bakiak Sebelum sandal karet populer, bakiak atau terompah kayu menjadi alas kaki yang umum digunakan. Lomba balap bakiak dalam perayaan 17 Agustus dimodifikasi untuk melibatkan lebih dari satu orang dalam satu bakiak, sehingga menguji kekompakan dan kerja sama tim.

Makna Lomba 17 Agustus

Lomba-lomba yang diadakan setiap 17 Agustus bukan hanya sekadar untuk bersenang-senang, tetapi juga memiliki makna yang mendalam:

  1. Memacu Semangat Berjuang Setiap perlombaan mengajarkan peserta untuk berjuang mencapai kemenangan. Semangat ini mencerminkan perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan.
  2. Memupuk Kerja Sama dan Gotong Royong Banyak lomba yang dilakukan secara berkelompok, sehingga membutuhkan kekompakan. Ini adalah refleksi dari gotong royong, nilai yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
  3. Meningkatkan Jiwa Nasionalisme Seluruh rangkaian acara HUT RI, mulai dari lomba hingga kegiatan lainnya, selalu disemarakkan dengan lagu-lagu nasional dan atribut yang meningkatkan rasa cinta tanah air.
  4. Menyambut HUT RI dengan Gembira Lomba 17-an menjadi hiburan yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat, baik peserta maupun penonton. Ini adalah cara yang menyenangkan untuk merayakan kemerdekaan Indonesia.

Dengan memahami sejarah dan makna di balik lomba 17 Agustus, kita dapat lebih menghargai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Lomba 17-an bukan sekadar tradisi tahunan, tetapi juga sarana untuk mengenang perjuangan para pahlawan dan memperkuat persatuan bangsa.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini