CIANJUR, TINTAHIJAU.com – Sebuah kasus kekerasan di lingkungan sekolah kembali terjadi, kali ini melibatkan seorang guru di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Seorang guru berinisial SMG yang mengajar di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Cianjur menjadi sorotan setelah melakukan penganiayaan terhadap salah satu siswanya di dalam kelas. Aksi tersebut terekam oleh salah satu siswa lainnya dan menjadi viral di media sosial.
Tindakan Kekerasan di Depan Kelas
Dalam video yang beredar, terlihat jelas tindakan SMG yang melontarkan kata-kata kasar dan melakukan pemukulan terhadap seorang siswa. Video berdurasi 17 detik tersebut memperlihatkan suasana tegang di dalam kelas saat insiden terjadi. Kejadian tersebut berlangsung pada Kamis, 5 September 2024, saat jam pelajaran berlangsung.
Dari informasi yang beredar, pemicu tindakan kekerasan tersebut diduga karena SMG merasa tersinggung dengan seorang siswa yang tersenyum kepada temannya saat sedang belajar. Sang guru menganggap senyuman tersebut sebagai bentuk ejekan terhadap dirinya. Alih-alih menegur siswa secara baik-baik, SMG memilih melakukan tindakan kekerasan yang berujung pada permasalahan serius.
Bukan Kasus Pertama
Menurut data dari pihak sekolah, ini bukan kali pertama SMG melakukan tindakan kekerasan. Pada tahun 2019 dan 2022, guru yang sama juga pernah terlibat kasus serupa. Namun, kedua kasus sebelumnya diselesaikan melalui mediasi antara pihak guru dan orang tua siswa, yang akhirnya berujung damai. Sayangnya, peristiwa berulang ini menunjukkan bahwa penyelesaian damai tanpa sanksi tegas tidak mampu mencegah terjadinya kekerasan serupa di masa mendatang.
Tindakan Tegas dari Pihak Berwenang
Kasus terbaru ini mendapatkan perhatian serius dari Kepala Cabang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Wilayah 6 Provinsi Jawa Barat. Dalam rapat yang digelar, diputuskan bahwa SMG untuk sementara waktu tidak diberikan jam mengajar. Keputusan ini diambil karena tindakan yang dilakukannya dianggap telah melanggar disiplin dan kode etik profesi guru. Langkah ini diharapkan dapat menjadi peringatan bagi guru lain agar lebih berhati-hati dalam berperilaku di lingkungan pendidikan.
Refleksi dari Kasus Kekerasan di Sekolah
Kasus ini menambah daftar panjang insiden kekerasan di sekolah, terutama yang melibatkan tenaga pendidik. Pendidikan seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi siswa untuk belajar dan berkembang, bukan tempat untuk kekerasan atau intimidasi. Peran guru sebagai pendidik sangatlah penting, karena guru bukan hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter siswa. Oleh karena itu, tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan harus ditindak tegas.
Insiden ini menjadi pengingat bahwa kekerasan dalam bentuk apapun, terutama di lingkungan sekolah, tidak dapat ditoleransi. Selain itu, perlunya upaya peningkatan kualitas pengawasan dan pembinaan terhadap guru agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Siswa berhak mendapatkan perlindungan dan lingkungan yang mendukung perkembangan akademik maupun sosial mereka.
Sumber: tvOneNews