JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Google Maps memperkenalkan serangkaian fitur baru berbasis kecerdasan buatan (AI) yang bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam menjelajahi lokasi-lokasi di sekitar mereka. Fitur-fitur ini diperkenalkan pada Kamis (31/10/2024) dan memanfaatkan teknologi Gemini, sebuah sistem AI canggih yang sebelumnya telah diterapkan pada mesin pencarian Google.
General Manager Google Maps, Miriam Daniel, menyatakan bahwa perkembangan ini menandai era baru dalam peta digital. “Kami sedang memasuki era baru peta. Kami ingin mengubah cara Anda bernavigasi dan mengeksplorasi dunia,” ujar Daniel saat memperkenalkan fitur-fitur ini di Palo Alto, California, dikutip dari The Associated Press.
Google Maps, yang pertama kali diluncurkan hampir dua dekade lalu, saat ini telah digunakan oleh lebih dari 2 miliar pengguna bulanan di seluruh dunia. Angka ini menunjukkan betapa besarnya ketergantungan masyarakat global terhadap layanan navigasi digital ini dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk perjalanan rutin maupun saat mengunjungi tempat baru.
Melalui pembaruan ini, Google Maps bukan hanya berfungsi sebagai penunjuk arah, tetapi juga sebagai pemandu hiburan yang menawarkan rekomendasi tempat-tempat menarik, seperti restoran, bar, dan atraksi di sekitar pengguna. Di Amerika Serikat, pengguna kini dapat memanfaatkan Google Maps untuk mencari informasi langsung mengenai aktivitas dan lokasi menarik di suatu area, lengkap dengan ulasan yang telah dikumpulkan selama bertahun-tahun.
Selain itu, fitur baru ini menyediakan informasi lebih rinci terkait opsi parkir di sekitar tujuan dan petunjuk dari tempat parkir ke lokasi utama. Pembaruan ini diharapkan akan memberikan akses yang lebih praktis dan relevan bagi pengguna.
Google juga membuka akses bagi pengembang eksternal untuk memanfaatkan model bahasa Gemini dalam menjawab pertanyaan terkait tempat tertentu, seperti apartemen atau restoran. Saat ini, Google masih melakukan uji coba untuk memastikan bahwa fitur ini mampu memberikan jawaban yang akurat melalui proses grounding atau pemeriksaan fakta.
Tidak hanya Google Maps, Waze, layanan peta milik Google lainnya, juga mendapatkan peningkatan teknologi AI. Dengan fitur ini, pengguna Waze dapat melaporkan kondisi jalan, termasuk bahaya atau hambatan yang dapat memengaruhi waktu tempuh, melalui percakapan langsung.
Integrasi AI di Google Maps ini mencerminkan optimisme Google dalam meminimalkan potensi kesalahan atau “halusinasi” informasi, di mana AI terkadang menghasilkan data yang kurang akurat. Contoh kasus sebelumnya, Gemini sempat memberikan saran yang tidak relevan, seperti menambahkan lem pada pizza atau mengklaim bahwa Presiden Amerika Serikat James Madison adalah lulusan Universitas Wisconsin, yang tidak benar.
Dengan langkah-langkah tersebut, Google berharap dapat menjaga akurasi informasi yang disampaikan kepada pengguna. Inisiatif ini juga merupakan bagian dari upaya Google untuk terus meningkatkan keandalan teknologi AI dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, sehingga memberikan pengalaman yang lebih baik dan dapat diandalkan bagi semua pengguna.