Ragam  

Camilan Latiao Gunakan Pengawet, Ini Dampak Buruk Makanan Tinggi Pengawet bagi Kesehatan

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia melarang peredaran produk latiao, camilan populer dari China.

Sebelumnya, pemerintah China juga telah mempermasalahkan standar keamanan dari latiao, bahkan melarangnya dipasarkan di lingkungan sekolah. Salah satu alasan utama pelarangan ini adalah kandungan asam sorbat dalam latiao, yang dikenal dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Asam sorbat, bahan pengawet organik alami, umumnya digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroba dan memperlambat pembusukan makanan. Walaupun dapat menjaga kualitas produk, penggunaan pengawet ini, jika dikonsumsi secara berlebihan, tetap berisiko terhadap kesehatan.

Risiko Kesehatan Akibat Makanan Tinggi Pengawet

Mengonsumsi makanan tinggi pengawet dalam jangka panjang dan secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan yang serius, seperti:

  1. Masalah Pencernaan
    Makanan yang mengandung banyak pengawet, terutama asam, berisiko mengiritasi lapisan lambung. Iritasi ini dapat memicu gejala seperti mual, muntah, dan peningkatan asam lambung. Hal ini tentu mengganggu fungsi normal sistem pencernaan, termasuk penyerapan nutrisi esensial bagi tubuh.
  2. Gangguan Penyerapan Nutrisi
    Pengawet tertentu membentuk lapisan pelindung di sekitar partikel makanan, menyulitkan enzim pencernaan untuk memecah makanan sehingga nutrisi sulit diserap tubuh. Beberapa pengawet bahkan dapat mengubah struktur kimia dari vitamin atau mineral, yang membuatnya tidak efektif diserap tubuh.
  3. Gangguan Ginjal
    Konsumsi makanan dengan kadar pengawet tinggi, terutama yang mengandung garam, juga meningkatkan risiko gangguan ginjal. Garam berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, membebani ginjal dalam menyaring darah, dan berpotensi menyebabkan kerusakan fungsi ginjal dalam jangka panjang.
  4. Gangguan Jantung
    Bahan pengawet makanan berpotensi mengganggu kesehatan jantung. Kandungan garam dalam pengawet dapat membuat pembuluh darah mengeras dan menyempit, sehingga memicu hipertensi. Tekanan darah tinggi ini dapat mempengaruhi kerja jantung, meningkatkan risiko serangan jantung dan masalah kardiovaskular lainnya.
  5. Meningkatkan Risiko Kanker
    Beberapa pengawet seperti nitrat dan nitrit, yang umum digunakan pada daging olahan (sosis, bacon, dan hot dog), berpotensi berubah menjadi nitrosamin dalam tubuh. Nitrosamin adalah senyawa karsinogen yang dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker usus besar jika dikonsumsi berlebihan. Penelitian dalam jurnal Nutrients pada 2019 juga menunjukkan hubungan konsumsi daging olahan tinggi nitrit dengan peningkatan risiko pembentukan senyawa karsinogenik N-nitroso.
  6. Gangguan Perilaku
    Pengawet seperti natrium benzoat dan pewarna makanan dilaporkan dapat memicu gangguan perilaku, terutama pada anak-anak yang memiliki attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD). Penelitian juga menunjukkan bahwa natrium benzoat dapat memengaruhi neurotransmitter di otak yang berperan dalam mengatur perilaku dan konsentrasi, yang mempengaruhi tingkat hiperaktivitas pada anak-anak dengan ADHD.

Dalam memilih makanan sehari-hari, penting bagi kita untuk lebih waspada terhadap kandungan pengawet yang digunakan. Batasi konsumsi makanan tinggi pengawet dan perbanyak makanan segar serta alami.

Edukasi diri terkait bahaya pengawet makanan juga sangat penting agar kita dapat menjaga kesehatan jangka panjang dan terhindar dari risiko penyakit serius.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini