SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan Subang, Nunung Suryani ikut prihatin dan berduka cita atas wafatnya AR, siswa Kelas 3 SD yang jadi korban perundungan.
“Tentu kami sangat prihatin dan ikut berduka ya dengan kejadian tersebut. Ya sangat disayangkan, saya prihatin banget dengan kejadian itu. Mudah-mudahan kedepannya tidak ada lagi kejadian yang sama,” kata Nunung.
Nunung mengatakan pihaknya akan mengevaluasi terkait peristiwa yang mengakibatkan satu pelajar meninggal dunia. Evaluasi ini akan dilakukan secara menyeluruh untuk mendapatkan solusi terbaik.
AR (9), siswa kelas 3 SD di Blanakan, Subang, yang diduga korban bullying di sekolah menghembuskan nafas terakhir di RSUD Subang.
AR yang Sempat menjalani perawatan intensif selama 4 hari di RSUD Subang dikabarkan meninggal pada pukul 16.01 WIB. Informasi ini tersiar di media sosial, WhatsApp.
Saat dikonfirmasi, Kasatreskrim Polres Subang, AKP Gilang Indra Friyana membenarkan Informasi tersebut. Gilang mengatakan pihaknya akan melakukan autopsi di RS Bhayangkara, Indramayu pada Senin malam ini.
“Korban dari SD Blanakan hari ini meninggal dunia. Kemudian kami akan melaksanakan otopsi hari ini juga di RS Bhayangkara, Losarang. Kami sudah koordinasi dengan pihak dokter kemungkinan pukul 21.00 (autopsi dilakukan),” tutur Gilang, di RSUD Subang, Senin (25/11/24).
Sebelumnya Penjabat (Pj) Bupati Subang, Imran didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang, Nunung Suryani turun langsung menjenguk korban di RSUD Subang pada Jumat (22/11/2024).
Imran melihat langsung kondisi AR (9), korban yang saat ini dalam kondisi koma setelah diduga mengalami penganiayaan oleh tiga kakak kelasnya.
Pj. Bupati Subang Imran menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa tersebut. “Kejadian ini sangat mengiris hati saya sebagai orang tua. Sangat sedih sekali melihat seusia anak yang duduk di bangku sekolah dasar mengalami kasus penganiayaan kekerasan dengan kakak kelasnya di sekolah yang sama,” ujarnya.
Menurut keterangan keluarga korban, AR sebelumnya sempat mengeluhkan sakit kepala hebat yang disertai muntah-muntah. Sebelum tidak sadarkan diri, korban mengaku kepada orang tuanya bahwa ia dipukul oleh tiga kakak kelasnya, masing-masing berinisial M, D, dan O, yang merupakan siswa kelas 4 dan 5 di sekolah yang sama.