Ragam  

Orang Tua di Subang Tak Setuju Wacana Libur Sebulan Selama Bulan Ramadan

Kegiatan Belajar Mengajar di SMKIT As-Syifa Jalancagak Subang. (Photo: Annas Nashrullah)

SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Wacana Libur sekolah selama 1 bulan penuh selama Ramadan 2025 memantik prokontra di masyarakat.

Seorang ibu rumah tangga, Ipiet Nurhayati mengaku tidak sependapat dengan wacana itu. Menurutnya, libur sebulan penuh di bulan ramadan tidak membuat belajar dan ibadah anak lebih efektif dan tumaninah.

Sebaliknya, kata Ipiet, berkaca dari belajar dari rumah saat pandemi covid-19 lalu, anak-anak lebih banyak main gadget ketimbang belajar.

“Waduh kalau itu betul, bisa repot lagi. Sudahlah cukup waktu pandemi covid saja belajar di rumah, Ramadan mah jangan full banget sebulan libur, percaya deh, anak-anak lebih banyak main hp nya,” kata Ipiet.

‘Merumahkan’ anak-anak selama bulan Ramadan, kata alumni UIN Jakarta itu, lebih banyak mudharatnya ketimbang ibadahnya. Ipiet menyarankan, jauh lebih baik libur Ramadan cukup sepekan menjelang Idul Fitri.

“Kalau anak-anak belajar di sekolah, sudah pasti mereka mengikuti kegiatan belajar, gak ada ceritanya main hp. Pulang sekolah, karena kondisi lemah, anak-anak bisa tidur. Ini beda kalau mereka di rumah full, bisa seharian main hp, dan itu tidak bagus,” tandasnya.

Kondisi sekolah umum, kata Ipiet, jauh berbeda dengan di Pondok Pesantren. Menurutnya, libur satu bulan di Pondok Pesantren akan menguatkan para santrinya untuk beribadah. Mengingat, bagi santri, Ramadan adalah musim panen kaum muslim.

“Kalau di pesantren sih bisa, karena meskipun sekolahnya libur, tapi pengasuhan santri tetap berjalan. Artinya aktivitas pesantrennya tetap berjalan, ibadahnya diperkuat dan ditingkatkan lagi,” kata Alumnus Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta tersebut

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini