Megawati Tegaskan Loyalitas Kader dalam Pidato HUT ke-52 PDIP

Ketua Umum PDI Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (14/7/2024). (Sumber: Dokumen Humas DPP PDIP. )

JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, menyampaikan sikap tegasnya terkait loyalitas kader partai dalam pidato politik yang berlangsung pada peringatan HUT ke-52 PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025). Dalam pidatonya, Megawati menyoroti kader yang dinilai tidak memiliki komitmen kuat terhadap visi dan perjuangan partai.

“Ibu minta seluruh yang mendengarkan omongan ibu, kalau enggak cocok sama PDIP, keluar saja, gampang! Bukannya terus plintat-plintut. Aku tuh capek tahu enggak ngurusin orang plintat-plintut,” ujar Megawati dengan nada tegas.

Megawati menekankan pentingnya memiliki jati diri dan loyalitas dalam berpolitik. Ia meminta kader yang merasa tidak sejalan dengan visi PDIP untuk mencari partai lain yang sesuai dengan pandangan mereka. “Tegas saja, cari partai lain. Ada berapa sih partai sekarang? Bukan cuma yang KIM (Koalisi Indonesia Maju) saja,” imbuhnya.

Menurut Megawati, bergabung dengan PDIP bukanlah tempat untuk mencari keuntungan pribadi. Ia mengingatkan bahwa kader PDIP harus berjuang bersama demi kepentingan rakyat. “Kader PDI Perjuangan itu harus punya keberanian dan semangat perjuangan untuk rakyat. Kalau hanya cari untung, ini bukan tempatnya,” tegasnya.

Dalam beberapa waktu terakhir, PDIP telah mengambil langkah tegas terhadap kader yang melanggar etik partai. Sebanyak 27 kader dipecat karena dianggap tidak mematuhi aturan partai, terutama terkait Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Dari jumlah tersebut, 17 kader dipecat karena mencalonkan diri dalam Pilkada melalui partai lain, termasuk nama-nama seperti Lalu Budi Suryata dari NTB, Putu Agus Suradnyana dari Bali, hingga Elisa Kambu dari Papua Barat Daya.

Selain itu, tujuh kader lainnya dipecat karena tidak mendukung calon Pilkada 2024 yang diusung PDIP. Salah satu nama yang mencuat adalah Effendi Simbolon dari DKI Jakarta.

Langkah PDIP juga menyasar tokoh-tokoh besar seperti Joko Widodo (Surakarta, Jawa Tengah) dan Gibran Rakabuming Raka (Surakarta, Jawa Tengah). Jokowi dipecat karena dinilai menyalahgunakan kekuasaan dengan mengintervensi Mahkamah Konstitusi (MK), yang dianggap sebagai pelanggaran berat terhadap etik partai dan sistem demokrasi.

Sementara itu, Gibran dipecat karena maju sebagai calon Wakil Presiden 2024 dari partai lain. Langkah serupa juga diambil terhadap Bobby Nasution, yang mencalonkan diri sebagai gubernur pada Pilkada 2024 melalui partai lain.

Pidato Megawati menegaskan bahwa loyalitas adalah fondasi utama bagi kader PDIP. Ia berharap, langkah-langkah tegas ini dapat menjaga soliditas partai dalam menghadapi berbagai tantangan politik ke depan. “Kita butuh kader yang benar-benar berkomitmen pada perjuangan rakyat,” tutupnya.

Pidato ini menjadi pengingat bahwa dalam politik, komitmen dan keberpihakan pada rakyat adalah hal yang utama, terutama bagi mereka yang memilih bernaung di bawah panji PDI Perjuangan.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini