JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Belakangan ini, perbincangan mengenai Human Metapneumovirus (HMPV) kembali mencuat, terutama setelah adanya peningkatan kasus di China pasca pandemi Covid-19. Menanggapi hal ini, Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, pada Senin (6/1/2025) menegaskan bahwa HMPV bukanlah penyakit baru di Indonesia dan tidak perlu ditakuti.
HMPV: Penyakit Musiman yang Mirip Flu Biasa
Faktanya, infeksi HMPV mirip dengan flu biasa yang bersifat musiman dan cenderung meningkat saat musim dingin. Dokter spesialis patologi klinik subspesialisasi penyakit infeksi, dr. Theresia Novi, Sp.PK, Subsp.P.I (K), menjelaskan bahwa virus HMPV sudah ada sejak tahun 2001 dan merupakan penyakit musiman.
Kasusnya cenderung meningkat setiap tahun pada musim dingin atau awal musim semi di daerah beriklim sedang. Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa tingkat kematian akibat HMPV tergolong rendah jika melihat kasus-kasus sebelumnya.
Gejala dan Tingkat Kematian HMPV
HMPV umumnya menyebabkan gejala ringan seperti batuk, demam, dan hidung tersumbat yang dapat sembuh dengan perawatan sederhana. Meskipun kasus dengan gejala berat seperti infeksi saluran pernapasan bawah termasuk pneumonia dapat terjadi, namun kasus tersebut sangat jarang. Data dari Cleveland Clinic tahun 2023 menunjukkan bahwa hanya sekitar 5-16 persen anak yang terpapar HMPV mengalami komplikasi tersebut.
Sebuah artikel tinjauan sistemik dari Xin Wang dkk di Lancet Global Health pada tahun 2021 memperkuat pernyataan tersebut dengan data bahwa tingkat kematian akibat infeksi saluran pernapasan bawah akut pada anak di bawah usia 5 tahun yang dapat dikaitkan dengan HMPV adalah sebesar 1 persen.

Prevalensi HMPV di Berbagai Negara
Penelitian dari berbagai periode dan wilayah juga menunjukkan angka prevalensi HMPV yang cukup rendah jika dibandingkan dengan seluruh jumlah kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Berikut beberapa contoh kasus infeksi yang telah lama ada dan dipantau secara konsisten oleh berbagai negara:
- Beijing (2017-2019): Penelitian Cong dkk mencatat prevalensi 7,9 persen dari total kasus ISPA, dengan mayoritas kasus terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun.
- Singapura (2007): Penelitian Loo dkk menemukan prevalensi HMPV sebesar 5,3 persen.
- India (November 2022 – Maret 2023): Data Devanathan menunjukkan peningkatan kasus HMPV dengan prevalensi 9,3 persen, yang memuncak pada bulan Desember dan Januari.
- Amerika Serikat (Akhir 2024): Data dari National Respiratory and Enteric Virus Surveillance System (NREVSS) US CDC mencatat prevalensi sebesar 1,94 persen.
Berdasarkan data dan penjelasan di atas, masyarakat diimbau untuk tidak panik menghadapi isu HMPV. Meskipun demikian, penting untuk tetap menjaga pola hidup sehat dan mematuhi protokol kesehatan 3M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak, sebagai langkah pencegahan penyebaran berbagai penyakit pernapasan.
Sumber: KOMPAS