SUBANG, TINTAHIJAU.com – Berbuka puasa adalah momen yang sangat dinanti setelah seharian menahan lapar dan dahaga. Namun, sering kali rasa lapar yang berlebihan membuat seseorang cenderung makan dalam porsi yang terlalu banyak. Kebiasaan ini, meskipun terasa menyenangkan, dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Melansir dari laman Healthline, berikut beberapa dampak buruk dari makan berlebihan saat berbuka puasa:
1. Masalah Pencernaan
Makan berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti perut terasa penuh, kembung, dan mual. Hal ini terjadi karena lambung melebihi kapasitas normalnya, sehingga proses pencernaan menjadi terganggu dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
2. Asam Lambung Naik
Mengonsumsi makanan dalam jumlah besar setelah perut kosong dalam waktu lama dapat memicu naiknya asam lambung atau refluks asam. Kondisi ini terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar di dada dan rasa asam di mulut.
3. Mudah Mengantuk
Makan berlebihan, terutama makanan tinggi karbohidrat sederhana, dapat menyebabkan kantuk setelah berbuka. Hal ini dikenal sebagai hipoglikemia reaktif, di mana tubuh melepaskan insulin dalam jumlah besar untuk mengatasi lonjakan gula darah, yang kemudian menyebabkan penurunan gula darah secara drastis dan memicu rasa kantuk.
4. Meningkatkan Risiko Diabetes
Mengonsumsi makanan dalam jumlah besar, terutama yang tinggi gula dan karbohidrat sederhana, dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis. Jika hal ini sering terjadi, tubuh bisa mengalami resistensi insulin, yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan gangguan metabolik lainnya.
5. Kenaikan Berat Badan
Kelebihan asupan kalori yang tidak digunakan sebagai energi akan disimpan dalam tubuh sebagai lemak. Jika kebiasaan makan berlebihan terus berlanjut, risiko obesitas meningkat, yang pada akhirnya dapat memicu berbagai penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
6. Sulit Merasakan Kenyang
Makan berlebihan secara terus-menerus dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, yaitu ghrelin dan leptin. Konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan garam juga dapat meningkatkan pelepasan hormon dopamin yang memberikan efek kesenangan, sehingga tubuh cenderung ingin makan lebih banyak meskipun sebenarnya sudah cukup.
7. Gangguan Fungsi Otak
Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan makan berlebihan dan obesitas dapat berdampak negatif pada fungsi otak, terutama dalam hal memori dan kemampuan berpikir. Risiko ini semakin meningkat seiring bertambahnya usia, di mana pola makan yang buruk dapat berkontribusi pada penurunan kognitif.
Meskipun berbuka puasa adalah momen yang dinantikan, penting untuk tetap mengontrol porsi makan agar tidak berlebihan. Mengonsumsi makanan secara seimbang dengan memperhatikan asupan gizi akan membantu menjaga kesehatan dan mencegah berbagai risiko penyakit. Oleh karena itu, berbukalah dengan porsi yang cukup agar tubuh tetap sehat dan bugar selama menjalani ibadah puasa.





