Waspada! BPOM Temukan 4 Bahan Berbahaya dalam Takjil Ramadan

JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Menjelang bulan Ramadan, takjil menjadi salah satu makanan yang paling dicari masyarakat untuk berbuka puasa. Namun, masyarakat harus lebih berhati-hati dalam memilih jajanan berbuka, karena Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kembali menemukan takjil yang mengandung bahan berbahaya di berbagai daerah di Indonesia.

Temuan BPOM: Boraks, Formalin, Rhodamin B, dan Methanyl Yellow

Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, mengungkapkan bahwa bahan berbahaya yang sering ditemukan dalam takjil adalah boraks, formalin, rhodamin B, dan methanyl yellow. Bahan-bahan ini berisiko mengancam kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

BPOM melakukan inspeksi dengan dua metode, yaitu random sampling (pembelian secara acak) dan intelijen (turun langsung ke lapangan tanpa seragam resmi). Dari hasil sidak yang dilakukan sejak 24 Februari, ditemukan adanya peningkatan jumlah takjil yang mengandung bahan berbahaya, terutama di beberapa kota besar, termasuk Jakarta.

Ciri-Ciri Makanan Mengandung Bahan Berbahaya

BPOM memberikan beberapa panduan bagi masyarakat untuk mengenali makanan yang mengandung bahan berbahaya:

  1. Formalin
    • Umumnya ditemukan dalam mie basah, tahu, ikan segar, dan daging ayam.
    • Ciri-ciri: tidak lengket, lebih mengkilap, lebih awet, dan tidak dihinggapi lalat.
  2. Boraks
    • Banyak ditemukan dalam cilok, bakso, lontong, dan kerupuk rambak.
    • Ciri-ciri: teksturnya lebih kenyal, tidak lengket, dan lebih elastis.
  3. Rhodamin B (Pewarna Merah) dan Methanyl Yellow (Pewarna Kuning)
    • Umumnya digunakan untuk mewarnai makanan seperti sirup, kerupuk, dan jajanan berwarna mencolok.
    • Ciri-ciri: warna terlalu mencolok, tampak tidak alami, dan sering kali tidak merata (ada titik-titik warna).

Langkah BPOM dalam Menindak Pedagang Nakal

BPOM menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan sidak selama Ramadan untuk memastikan keamanan pangan masyarakat. Jika ditemukan makanan yang mengandung bahan berbahaya, BPOM akan segera melakukan uji laboratorium di tempat dan menyita makanan tersebut.

Menariknya, sebagai langkah persuasif, BPOM juga membeli dagangan yang mengandung bahan berbahaya dari para pedagang kecil agar mereka tidak mengalami kerugian besar. Namun, BPOM tetap mengingatkan para pedagang untuk tidak mengulangi praktik berbahaya ini di kemudian hari.

Masyarakat Harus Lebih Cermat Memilih Takjil

Dengan meningkatnya temuan takjil berbahaya, masyarakat diimbau untuk lebih cermat dalam memilih jajanan berbuka puasa. Sebaiknya, beli makanan dari penjual yang terpercaya atau buat sendiri di rumah agar lebih aman.

BPOM berencana mengumumkan hasil sidak resmi pada 21 Maret mendatang. Sementara itu, tetap waspada dan hindari membeli takjil yang memiliki ciri-ciri mencurigakan agar kesehatan tetap terjaga selama Ramadan.