Wisata  

Mengenal Sejarah dan Tradisi Kue Kering dalam Perayaan Lebaran di Indonesia

Ilustrasi kue kering khas lebaran

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Kue kering seperti nastar, kastengel, putri salju, dan kue kacang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idulfitri atau Lebaran di Indonesia. Setiap bulan Ramadan, keberadaan berbagai macam kue kering ini sangat mudah ditemukan di pasaran, baik di toko kue, supermarket, maupun penjual rumahan.

Namun, tahukah Anda bahwa pada zaman dahulu masyarakat Indonesia sama sekali tidak mengenal kue kering sebagai bagian dari hidangan Lebaran? Tradisi ini baru muncul pada masa kolonial Belanda.

Awal Mula Tradisi Kue Kering

Menurut Sejarawan Kuliner Fadly Rahman, sebelum pengaruh kolonial, masyarakat Indonesia lebih sering menyajikan kudapan tradisional seperti opak, kue apem, dan rengginang saat Lebaran. Kudapan-kudapan ini masih ada hingga sekarang, tetapi keberadaannya mulai tergeser oleh kue-kue kering yang dianggap lebih modern dan trendi.

Kue kering pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh orang-orang Belanda. Interaksi sosial dan budaya antara masyarakat Indonesia dan bangsa Eropa, terutama pada abad ke-19 hingga 20, membawa banyak pengaruh dalam dunia kuliner. Banyak kue-kue dengan nama asing seperti kastengel dan nastar yang akhirnya menjadi bagian dari hidangan Lebaran di Indonesia.

Perubahan Selera dan Status Sosial

Pada masa kolonial, masyarakat kelas menengah ke atas mulai beralih dari makanan tradisional yang berbahan dasar sagu, tepung beras, dan tepung ketan, ke kue-kue kering Eropa. Salah satu alasan utama peralihan ini adalah faktor daya tahan kue kering yang lebih lama dibandingkan kue tradisional yang cenderung lengket dan tidak tahan lama.

Menyajikan kue-kue kering saat Lebaran juga menjadi simbol status sosial. Masyarakat yang mampu menyajikan kue kering dianggap lebih modern dan mengikuti tren budaya Eropa yang pada saat itu memiliki pengaruh besar di Indonesia.

Kue Kering di Masa Kini

Saat ini, kue kering tidak lagi menjadi simbol status sosial tertentu. Dengan harga yang lebih terjangkau dan alat produksi yang semakin mudah didapatkan, kue kering kini dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Banyak orang juga mulai mengembangkan berbagai variasi kue kering, termasuk inovasi rasa dan bentuk yang lebih menarik.

Kehadiran kue kering dalam perayaan Lebaran kini bukan hanya sekadar kebiasaan, tetapi telah menjadi tradisi yang melekat dalam budaya Indonesia. Meskipun awalnya berasal dari pengaruh kolonial, kue kering kini telah menjadi bagian dari identitas kuliner Lebaran di tanah air.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini