Ragam  

Hadapi Adanya Efisiensi Anggaran, Hotel Fitra Majalengka Lakukan Hal Ini

MAJALENGKA, TINTAHIJAU.COM- Kegelisahan tengah dihadapi oleh para pengusaha Industri perhotelan di Majalengka pasca adanya kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang diterapkan melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025.

Kebijakan ini diprediksi berdampak signifikan pada sektor bisnis yang selama ini bergantung pada anggaran pemerintah, termasuk industri perhotelan yang kerap menjadi mitra dalam penyelenggaraan rapat dan kegiatan dinas.

Hal itu memicu semangatnya bagi para pelaku industri perhotelan dalam menciptakan strategi baru agar tetap bertahan.

Saat ditemui, Plt. General Manager Fitra Hotel Majalengka, Asep Prabu S, mengatakan bahwa kekhawatiran utama pelaku industri adalah potensi pemangkasan anggaran yang lebih besar setelah Ramadan.

Pasalnya, pada bulan April dan Mei 2025, maka industri hotel yang bergantung pada kegiatan pemerintahan sangat terasa sekali dampaknya.

“Kami harus berpikir keras bagaimana caranya tetap bisa memenuhi kebutuhan operasional, terutama untuk membayar karyawan,” ujar Asep Prabu, Rabu (19/03/2025) malam.

Dengan adanya Inpres Nomor 01 Tahun 2025 itu, Asep berharap hal itu tidak signifikan berpengaruh terhadap perekonomian di Kabupaten Majalengka terutama sektor industri perhotelan.

“Semoga kondisi ini tidak berdampak luar biasa di Majalengka dan ada perubahan kebijakan yang lebih mendukung sektor bisnis hotel,” ungkapnya.

Hadapi berbagai tantangan ditengah Efisiensi Anggaran

Bagi para pelaku bisnis perhotelan di Majalengka kini mulai menyusun strategi guna tidak bergantung pada sektor pemerintahan.

Agus menjelaskan salah satu langkah yang ditempuh adalah meningkatkan kerja sama dengan korporasi, agen perjalanan, serta mengembangkan institusi pendidikan.

Meskipun dia mengatakan bahwa sampai saat ini segmen pemerintahan masih menguasai event event dikalangan pengusaha hotel.

“Yang paling tinggi pemasukan dari sektor government,” ucapnya.

Dia menjelaskan, segmen government selama ini menjadi penyumbang terbesar pendapatan melalui penyelenggaraan rapat dan acara dinas. Sementara itu, perusahaan-perusahaan PT menjadi target utama untuk kerja sama jangka panjang, khususnya dalam penyediaan akomodasi bagi tenaga kerja maupun pertemuan bisnis.

“Travel agen juga menjadi mitra penting dalam menghadirkan tamu dari luar daerah, baik untuk keperluan wisata,” jelasnya.UU

Selain itu, industri perhotelan juga mulai menggandeng sekolah dan institusi pendidikan untuk mengadakan program pelatihan terkait perhotelan.

Asep juga menyebut edukasi, seperti pelatihan tata cara makan, hospitality, hingga memasukkan materi terkait ke dalam kurikulum sekolah.

“Kami sudah mulai merancang program seperti cooking class hingga pelatihan layanan perhotelan sejak jauh-jauh hari,” katanya.

Dengan berbagai tantangan yang ada, pelaku bisnis perhotelan di Majalengka berharap kebijakan efisiensi anggaran tidak berdampak terlalu drastis, sehingga industri ini tetap bisa bertahan dan berkembang di tengah situasi yang penuh tantangan.

“Semoga ada kebijakan dari Bupati Majalengka, Pak Eman Suherman agar bisa mendukung sektor bisnis ini,” kata Asep.

Bisnis Hotel di Ramadan

Asep mengungkapkan dalam seminggu pertama Ramadan, tingkat okupansi hotel mengalami penurunan yang memang terjadi setiap tahun. Namun, setelah seminggu berlalu, bisnis kembali menunjukkan tren positif, terutama untuk acara buka puasa bersama.

“Kami masih melihat ada harapan di segmen buka puasa bersama. Tapi kalau untuk okupansi kamar, saat ini hanya terisi antara 3 hingga 15 kamar per hari. Selain itu, untuk rapat dan pertemuan, sejauh ini masih kosong, belum ada permintaan sejak awal Maret 2025,” tandasnya. (Defri)