JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) menyatakan kesiapan penuh untuk mengeksekusi rencana pemerintah dalam mengevakuasi 1.000 warga Palestina dari Jalur Gaza ke Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Informasi Kemhan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, yang menegaskan bahwa Kemhan siap bertindak sesuai perintah Presiden RI, Prabowo Subianto.
Meski demikian, Frega menekankan bahwa langkah tersebut harus mempertimbangkan kebijakan luar negeri dan diplomasi internasional. Oleh karena itu, menurutnya, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI akan memegang peranan utama dalam proses perencanaan dan negosiasi dengan negara-negara terkait di kawasan Timur Tengah.
“Apa pun perintah dari Presiden kepada Kemhan atau TNI, kami siap mengeksekusi,” ujar Brigjen Frega saat ditemui di Jakarta, Rabu (16/4).
Ia juga menambahkan bahwa proses evakuasi ini tidak bisa dilakukan secara sepihak karena melibatkan banyak pihak dan kepentingan internasional. Terutama jika berkaitan dengan bantuan kemanusiaan seperti perawatan bagi korban luka, pemulihan trauma, atau penanganan anak-anak yatim akibat konflik berkepanjangan.
“Kalau misalnya Indonesia ingin membantu, ada warga di Gaza yang membutuhkan perawatan dan pemulihan, tentu perlu melalui proses negosiasi dengan negara-negara di Timur Tengah,” jelasnya lebih lanjut, seperti dikutip dari Antara.
Rencana ini pertama kali diungkapkan Presiden Prabowo Subianto sebelum melakukan lawatan luar negeri ke Timur Tengah pada 9 April lalu. Dalam pernyataannya, Prabowo mengatakan akan berkonsultasi dengan para pemimpin Timur Tengah mengenai potensi evakuasi warga Palestina yang terdampak perang.
Ketua Umum Partai Gerindra itu menyampaikan bahwa Indonesia berniat mengevakuasi warga sipil yang terluka, mengalami trauma, serta anak-anak yatim yang membutuhkan perlindungan dan perawatan lebih lanjut.
“Ini sesuatu yang rumit, tidak ringan, tapi komitmen Republik Indonesia dalam mendukung keselamatan rakyat Palestina dan kemerdekaan Palestina mendorong Pemerintah Indonesia untuk berperan lebih aktif,” ujar Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma.
Namun demikian, rencana ini menuai kritik dari beberapa pihak. Mereka menilai langkah tersebut berpotensi mendukung agenda pendudukan Israel di wilayah Palestina. Kritik ini muncul di tengah kekhawatiran bahwa upaya evakuasi warga Gaza dapat dimanfaatkan oleh Israel dan Amerika Serikat untuk mempercepat proses “pengosongan” wilayah Gaza dari masyarakat Palestina.
Sementara itu, dukungan internasional terhadap Palestina juga terus mengalir. Uni Eropa, misalnya, baru-baru ini mengumumkan tambahan bantuan sebesar Rp30,54 triliun untuk mendukung stabilitas di Gaza dan Tepi Barat.
Rencana evakuasi ini masih menunggu kejelasan lebih lanjut, namun menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendorong peran aktif di panggung diplomasi kemanusiaan dan solidaritas terhadap Palestina.