JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi pelajar di berbagai daerah kini tengah menjadi sorotan. Pasalnya, muncul sejumlah laporan mengenai dugaan kasus keracunan makanan yang dikaitkan dengan konsumsi MBG di beberapa wilayah Indonesia.
Kasus-kasus ini memunculkan kekhawatiran sekaligus menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat terhadap mutu dan keamanan pangan dalam pelaksanaan program tersebut.
Cianjur: Puluhan Siswa Alami Gejala Keracunan
Kasus terbaru terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, di mana puluhan siswa MAN 1 Cianjur mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi MBG pada Senin (21/4/2025) malam. Bupati Cianjur, Mohammad Wahyu Ferdian, membenarkan insiden tersebut dan menyebutkan bahwa para siswa mengeluhkan mual, muntah, dan diare.
Menanggapi kasus ini, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur langsung mengambil tindakan cepat dengan menghentikan sementara operasional dapur MBG yang diduga menjadi sumber makanan. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Cianjur, Frida Laila Yahya, menyatakan bahwa dapur MBG telah didatangi untuk pemeriksaan dan seluruh aktivitas dihentikan sementara hingga hasil uji laboratorium keluar.
Pandeglang: 28 Siswa SD Terpapar Gejala Keracunan
Sebelumnya, pada pertengahan Februari 2025, sebanyak 28 siswa SDN Alaswangi 2 di Pandeglang, Banten, juga diduga mengalami keracunan setelah menyantap MBG. Gejala yang dikeluhkan antara lain sakit perut, mual, hingga diare. Salah satu siswa bahkan harus mendapatkan perawatan intensif di Puskesmas Menes.
Kepala sekolah Sariful Hayat mengatakan gejala mulai muncul sejak pukul 15.00 pada hari itu, dengan beberapa siswa merasakan dampaknya hingga keesokan harinya. Ia memastikan bahwa seluruh siswa yang mengalami gejala tersebut memang telah mengonsumsi menu MBG yang dibagikan siang harinya.
Pihak yayasan penyedia makanan dalam program MBG mengklaim bahwa seluruh proses mulai dari pengolahan hingga distribusi telah diawasi langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN), meskipun insiden ini tetap menjadi bahan evaluasi.
Sukoharjo: Masalah Teknis dalam Pengolahan Makanan
Sementara itu, di Sukoharjo, Jawa Tengah, sebanyak 40 siswa SD Negeri Dukuh 03 juga mengalami gejala keracunan pada Kamis (16/1/2025). Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Kunari Mahanani, menyebutkan bahwa para siswa mengalami pusing, mual, dan muntah. Untungnya, kondisi mereka tidak sampai membutuhkan rujukan ke rumah sakit.
Diketahui bahwa menu ayam yang disajikan dalam MBG pada hari itu diduga kurang matang. Hal ini dibenarkan oleh pihak pengelola Satuan Pelaksanaan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari Kodim 0726/Sukoharjo. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa kejadian tersebut merupakan murni masalah teknis dan sudah ditangani dengan cepat, serta menjadi bahan evaluasi untuk ke depannya.
Evaluasi dan Pengawasan Jadi Kunci
Rentetan kasus dugaan keracunan makanan yang dikaitkan dengan program MBG menunjukkan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program ini. Mulai dari proses penyajian, pengolahan bahan baku, hingga pendistribusian makanan perlu mendapat pengawasan ketat agar tujuan utama program, yaitu meningkatkan gizi pelajar, tidak berubah menjadi ancaman kesehatan.
Koordinasi antara pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, serta Badan Gizi Nasional sangat diperlukan untuk memastikan bahwa program ini berjalan sesuai standar keamanan pangan yang ditetapkan. Keselamatan dan kesehatan siswa harus menjadi prioritas utama dalam setiap pelaksanaan kebijakan publik.