Lakukan Pendekatan Edukatif, 8 Remaja Pelaku Tawuran ‘Mondok’ di Pesantren Sukabumi

SUKABUMI, TINTAHIJAU.com — Langkah inovatif dan edukatif diambil oleh Polsek Cibeureum Resor Sukabumi Kota dalam menangani kasus kenakalan remaja. Delapan orang remaja yang sebelumnya diamankan karena diduga terlibat dalam aksi tawuran dan geng motor, kini tidak dijebloskan ke sel tahanan. Sebagai gantinya, mereka akan menjalani masa pembinaan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Sukabumi.

Kedelapan remaja tersebut adalah MRA (17), RMR (16), MNI (15), HR (17), MEF (15), RR (18), DJR (15), dan RJ (15). Mereka akan mengikuti program pembinaan bertajuk Lentera Bintana, sebuah program yang diinisiasi sebagai hasil kesepakatan bersama lintas instansi dalam upaya menekan angka kekerasan remaja, khususnya aksi geng motor dan tawuran pelajar.

Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Rita Suwadi, menjelaskan bahwa pesantren dipilih sebagai ruang alternatif pembinaan karena mampu memberikan pendekatan karakter dan spiritual yang lebih mendalam. Dalam program ini, para remaja tidak hanya diberikan materi keagamaan dan kebangsaan, tetapi juga diajak untuk berdialog, mengikuti kegiatan sosial, hingga bermuhasabah atau introspeksi diri.

“Anak-anak ini akan mendapatkan pembinaan baik dari segi mental maupun spiritual, serta dibekali keterampilan yang bisa mereka manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Rita, Kamis (24/4/2025).

Momen haru pun tercipta saat para remaja ini bertemu dengan orang tua mereka dan saling berpelukan, disaksikan oleh para pengasuh pesantren yang turut memberikan arahan dan pendampingan.

Program Lentera Bintana menjadi simbol kolaborasi antara kepolisian, tokoh agama, dan masyarakat. Tujuannya bukan semata-mata menghukum, melainkan mengarahkan dan mendidik agar para remaja yang sempat salah jalan dapat kembali ke arah yang lebih positif dan bermanfaat bagi diri sendiri serta lingkungannya.

“Kami berharap program ini dapat mengubah pola pikir adik-adik kita menjadi lebih baik, kreatif, produktif, dan memiliki karakter agamis yang membanggakan orang tua dan membawa perubahan di masyarakat,” tutup AKBP Rita.

Langkah ini diharapkan menjadi contoh penanganan kenakalan remaja yang lebih humanis dan berorientasi pada masa depan generasi muda.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini