CIREBON, TINTAHIJAU.com – Motif batik Megamendung, salah satu kebanggaan budaya Cirebon, semakin mendapat perhatian di tingkat nasional. Dalam perayaan Hari Jadi ke-543 Kabupaten Cirebon, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi secara khusus memberikan apresiasi terhadap keindahan dan kekhasan motif yang menyerupai awan bergulung ini.
“Motif Megamendung itu kuat sekali karakternya, mudah diingat, dan warnanya beragam. Ini sudah menjadi trademark-nya Jawa Barat,” ujar Dedi dengan bangga.
Lebih dari sekadar kain atau pakaian, motif Megamendung kini menjangkau ranah desain interior dan dekorasi modern. Dedi bahkan menyebutkan bahwa rumah pribadinya didominasi oleh sentuhan Megamendung, dari ruang tamu hingga dapur.
Melihat potensi besar batik Cirebon, Dedi mendorong Pemerintah Kabupaten Cirebon untuk lebih serius dalam menata kawasan Trusmi, yang dikenal sebagai sentra batik terbesar di daerah tersebut. Ia menekankan perlunya pembenahan menyeluruh agar kawasan ini menjadi daya tarik wisata yang lebih menarik dan nyaman.
“Kawasan Trusmi ini harus ditata dengan baik. Harus ada pembenahan menyeluruh agar lebih menarik bagi wisatawan,” tegasnya.
Tak hanya infrastruktur, Dedi juga menyoroti pentingnya sentuhan seni dalam elemen transportasi tradisional. Ia mengusulkan revitalisasi becak dengan lukisan-lukisan batik Megamendung agar menjadi pengalaman visual yang unik bagi para wisatawan.
Menurut Dedi, Cirebon memiliki karakter budaya yang kuat dan berbeda dibanding daerah lain di Jawa Barat. Ia pun mengungkapkan kekagumannya terhadap arsitektur kota tua yang masih lestari di Cirebon, yang menurutnya membawa suasana nostalgia dan nuansa sejarah yang kental.
“Setiap kali saya masuk ke Cirebon, selalu terasa seperti masuk ke sebuah kota lama yang penuh sejarah,” katanya.
Dengan kombinasi kekayaan budaya, warisan sejarah, dan semangat kreativitas masyarakatnya, Dedi optimistis bahwa Cirebon dapat menjelma menjadi ikon pariwisata budaya, tidak hanya di Jawa Barat tetapi juga di kancah nasional.