JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Dalam momentum peringatan Hari Buruh Internasional, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sejumlah komitmen penting di hadapan ribuan buruh yang memadati kawasan Silang Monas, Jakarta. Ia menegaskan keberpihakannya pada kaum pekerja dengan menerima sejumlah usulan dari serikat buruh serta menjanjikan pembentukan kebijakan strategis demi kesejahteraan mereka.
Presiden Prabowo mengumumkan akan segera membentuk Satuan Tugas Pemutusan Hubungan Kerja (Satgas PHK) sebagai respon atas masukan dari Presiden Partai Buruh Said Iqbal dan Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jumhur Hidayat.
“Buruh tidak boleh di-PHK semena-mena. Kalau perlu, negara akan turun tangan langsung,” tegas Prabowo di tengah sorak sorai massa buruh.
Lebih lanjut, Prabowo menyatakan pemerintah akan mempercepat penyelesaian Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (UU PPRT) yang selama ini tertunda. Ia menargetkan UU ini rampung dalam tiga bulan ke depan. Selain itu, usulan mengenai perlindungan hukum untuk pekerja di sektor kelautan juga akan segera ditindaklanjuti.
Sebagai “hadiah” di Hari Buruh, Prabowo mengumumkan pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional yang akan beranggotakan tokoh-tokoh buruh. Dewan ini bertugas memberi masukan kepada Presiden terkait kebijakan dan regulasi ketenagakerjaan.
Prabowo juga menyinggung isu kontroversial soal sistem outsourcing. Ia menyatakan akan mengkaji penghapusannya, namun meminta para buruh bersikap realistis demi menjaga iklim investasi nasional.
“Kita harus tetap jaga kepentingan investor. Kalau tidak ada investasi, tidak ada pabrik, maka tidak ada juga pekerjaan,” ujarnya.
Ketua Umum KSPSI Jumhur Hidayat menyambut baik langkah-langkah Presiden Prabowo. Ia berharap keberpihakan kepala negara terhadap buruh dan rakyat kecil akan membawa perubahan nyata.
Turut hadir dalam acara tersebut sejumlah pejabat tinggi negara, antara lain Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua MPR Ahmad Muzani, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, serta para pimpinan serikat buruh nasional.
Dengan berbagai komitmen tersebut, Presiden Prabowo mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin yang ingin menjadi simbol harapan bagi buruh, petani, nelayan, dan kelompok masyarakat yang selama ini berada di lapisan bawah.