Ragam  

Mumi Tertua Dunia dari Gurun Atacama

Mumi Chinchorro yang ditemukan pada awal abad ke-20 di Gurun Atacama di wilayah Chili saat ini, beserta situs terkaitnya, dimasukkan dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2021. | Foto oleh Martha Saxton, Koleksi Gambar National Geographic

JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Gurun Atacama, wilayah tandus di utara Chile yang dikenal sebagai salah satu tempat paling kering di dunia, menyimpan salah satu misteri tertua umat manusia: mumi pertama dalam sejarah. Penemuan mumi alami yang diperkirakan berasal dari tahun 5020 SM di kawasan ini membuka jendela langka ke masa lalu prasejarah yang jauh, memperlihatkan bagaimana lingkungan ekstrem dapat menjadi agen pelestarian tubuh manusia selama ribuan tahun.

Mumi tersebut ditemukan dalam posisi duduk yang tetap utuh selama lebih dari 7.000 tahun. Kulit, rambut, dan bahkan pakaian masih dapat dikenali, bukti bagaimana iklim Atacama secara alami menghentikan proses pembusukan. Temuan ini tidak hanya menarik dari segi arkeologis, tetapi juga menjadi inspirasi bagi praktik budaya yang berkembang di wilayah tersebut ribuan tahun lalu.

Suku Chinchorro, masyarakat kuno yang hidup di pesisir utara Chile dan selatan Peru, menjadi pelopor dalam praktik mumifikasi buatan. Mereka mulai secara sadar melakukan pengawetan jasad, menjadikan mereka budaya pertama di dunia yang mempraktikkan teknik mumifikasi aktif—bahkan jauh mendahului bangsa Mesir yang selama ini dikenal luas dalam konteks ini.

Yang menarik, mumifikasi dalam budaya Chinchorro tidak dibatasi bagi kaum elit atau bangsawan, melainkan mencakup semua lapisan masyarakat, termasuk anak-anak dan bayi. Hal ini menunjukkan pandangan mereka yang egaliter terhadap kematian dan kemungkinan adanya kepercayaan spiritual yang kuat akan kehidupan setelah mati.

Teknik mumifikasi Chinchorro juga terbilang sangat canggih. Mereka mengeluarkan organ dalam, lalu mengganti bagian tubuh dengan material seperti tanah liat, tongkat, dan serat tanaman untuk menjaga bentuk tubuh. Setelah itu, jasad dibungkus dengan tekstil, dan dalam beberapa kasus diberi topeng tanah liat yang dicat ulang agar tampak “hidup”. Proses ini menunjukkan kemampuan teknis sekaligus nilai estetika dan spiritual yang dimiliki masyarakat kuno tersebut.

Penemuan mumi Chinchorro memiliki nilai penting, baik secara ilmiah maupun kultural. Ia memberikan wawasan mendalam mengenai bagaimana masyarakat awal beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan sistem kepercayaan tentang kematian dan leluhur. Mumi-mumi ini merupakan warisan budaya yang tidak ternilai, sekaligus bukti betapa panjang dan kompleksnya perjalanan manusia dalam memahami kehidupan dan kematian.

Inilah yang menjadikan Gurun Atacama bukan hanya lanskap kosong yang gersang, melainkan juga lemari arsip alam yang menyimpan jejak awal peradaban manusia.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini