Dua Siswi SMP Terkapar Akibat Miras, Warga Tasikmalaya Gempar

TASIKMALAYA, TINTAHIJAU.com — Warga Kampung Cijabar, Desa Leuwibudah, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, digegerkan dengan temuan dua siswi yang terkapar tak berdaya di teras rumah warga. Kedua pelajar perempuan yang mengenakan seragam SMP itu diketahui dalam kondisi mabuk berat usai menenggak minuman keras jenis ciu.

Kejadian yang berlangsung pada Senin (26/5/2025) itu terekam dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial. Dalam video tersebut, tampak satu siswi duduk di kursi dalam keadaan sempoyongan, sementara satu lainnya tergeletak di lantai, mengucapkan kalimat tidak terarah, termasuk mengatakan, “Hayang nginum” (ingin minum).

Kapolsek Sukaraja AKP Puryono membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, kedua siswi berasal dari salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Tasikmalaya dan diketahui mengajak empat pelajar SMP lainnya untuk pesta miras di kawasan Situsanghyang, Kecamatan Tanjungjaya. Sebelum pesta miras, keduanya meminta seorang siswa dari SMP negeri untuk membelikan ciu yang kemudian dicampur dengan minuman berenergi.

“Setelah mengonsumsi miras, keduanya diantar kembali ke Kampung Cijabar dan ditinggalkan begitu saja dalam kondisi mabuk berat,” ujar Puryono. Ia menambahkan, kemungkinan pelajar lain yang mengantar ketakutan hingga menurunkan mereka di halaman rumah warga yang bukan orang tua mereka.

Warga yang menemukan kedua siswi dalam kondisi memprihatinkan langsung membawa mereka ke Puskesmas Sukaraja untuk mendapatkan pertolongan medis.

Orang tua kedua siswi sempat berencana melaporkan kejadian ini ke Polsek Sukaraja. Namun, laporan tersebut batal setelah mengetahui bahwa justru kedua siswi yang meminta untuk dibelikan minuman keras. “Narasi bahwa anak-anak ini dicekoki minuman oleh pelajar laki-laki itu tidak benar,” tegas Puryono.

Pihak kepolisian kemudian menggelar mediasi di Mapolsek Sukaraja yang dihadiri oleh para pelajar, orang tua, pihak sekolah, camat, komite sekolah, hingga Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya. Semua pihak sepakat menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan.

“Para siswa yang terlibat akan dibina oleh pihak sekolah dan keluarga, serta akan mendapatkan pendampingan psikologis dari kepolisian,” lanjut Puryono.

Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa tindakan nekat kedua siswi tersebut dipicu oleh masalah pribadi, yakni putus cinta. Kasus ini turut ditangani oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk memberikan pendampingan. Sementara itu, pihak kepolisian juga telah mengamankan penjual miras untuk diperiksa lebih lanjut.

Peristiwa ini menjadi sorotan publik dan kembali mengingatkan pentingnya pengawasan terhadap pergaulan remaja serta bahaya konsumsi minuman keras di kalangan pelajar.