SUBANG, TINTAHIJAU.COM — Matahari belum sepenuhnya meninggi saat aroma khas hewan kurban menyelimuti Jl. Buncis, Perumahan Puri Subang Asri, Kelurahan Sukamelang, Subang.
Warga dan Panitia berkumpul dengan wajah cerah, pakaian bersih, dan hati yang lapang—siap menyambut satu dari sekian momen paling sakral dalam kalender Islam: penyembelihan hewan kurban.
Pagi itu, halaman terbuka di tengah kompleks perumahan disulap menjadi tempat pemotongan. Di sanalah tiga ekor sapi dan lima ekor domba ditambatkan. Tak seramai tahun sebelumnya, jumlah hewan kurban memang lebih sedikit. Namun semangat warga tak pernah berkurang sedikit pun.
“Alhamdulillah, walau jumlah hewan kurban tahun ini lebih sedikit, semangat gotong royong warga tetap luar biasa. Itu yang paling penting,” ungkap Ketua Panitia Kurban, H. Nano Sumpena sambil sesekali menyeka keringat di pelipisnya.
Wajah-wajah ceria menghiasi kegiatan sejak pagi. Para bapak sibuk dengan pisau dan golok, memotong, menimbang, dan memilah daging dengan teliti. Di sudut lain, para ibu duduk berjejer di atas tikar, tangan mereka cekatan merecah daging menjadi potongan-potongan lebih kecil, lalu membungkusnya dengan plastik bening. Satu bingkisan berisi satu kilogram daging kurban, hasil dari kerja sama tanpa pamrih.
Di sela-sela kesibukan, terdengar celetukan-celetukan ringan yang memancing gelak tawa. Ada yang bercanda soal potongan daging yang “kurang estetik”, ada pula yang menyelutuk soal bau sapi yang tak kunjung hilang dari tangan dan celetukan lain yang muncul spontan
Bukan sekadar canda, suasana hangat dan penuh tawa ini menjadi cara alami panitia untuk membunuh rasa lelah dan kantuk. Sejak subuh mereka sudah bersiap, namun tak satu pun tampak mengeluh.
> “Canda-canda seperti ini yang bikin kegiatan terasa ringan. Rasanya bukan kerja, tapi kumpul keluarga besar,” ujar Nano
Sebanyak 400 bingkisan daging berhasil disiapkan hari itu—250 diperuntukkan bagi warga Puri Subang Asri, dan 150 lainnya disalurkan kepada warga sekitar. Suasana berlangsung tertib, hangat, dan penuh canda. Bahkan di tengah padatnya aktivitas, tawa anak-anak terdengar riuh, mengiringi setiap ekor hewan yang bergiliran disembelih.
Anak-anak, dengan rasa penasaran dan ekspresi yang campur aduk antara kagum dan ngeri, berdiri berjejer menyaksikan prosesi kurban dari balik garis aman. Bagi sebagian dari mereka, ini adalah kali pertama melihat bagaimana seekor hewan ditundukkan dalam rangka ibadah.
Kegiatan kurban ini tidak hanya menjadi ajang pelaksanaan syariat Islam, tetapi juga ruang belajar lintas generasi. Anak-anak melihat langsung bagaimana ibadah bukan hanya soal doa dan ritual, tetapi juga kerja keras, gotong royong, dan kepedulian sosial.
Sebagai Ketua Panitia Idul Kurban, Nano menyampaikan ucapan terima kasih atas kontribusi warga yang sudah berkurban dan panitia yang sudah bergotong royong menjalankan amanatnya dengan tanggung jawab
> “Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh warga yang telah berkurban tahun ini. Amanah ini bukan hanya ibadah, tapi juga ladang pahala yang manfaatnya langsung dirasakan oleh banyak orang.” katanya
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan harapan agar semangat berbagi dan gotong royong seperti ini bisa terus tumbuh di tengah masyarakat.
> “Semoga ibadah kurban ini menjadi wasilah terbukanya pintu-pintu keberkahan. Bukan hanya untuk yang berkurban, tapi juga untuk seluruh warga. Semoga tahun depan kita bisa terus memperluas manfaatnya,” kata Nano menyampaikan harapan
Ketika matahari mulai berada di atas kepala, ratusan bingkisan berisi daging mulai dibagikan. Sisa-sisa daging telah berpindah tangan. Warga pulang membawa bingkisan, bukan hanya berisi daging, tapi juga semangat persaudaraan yang kian erat.
> “Kami berharap semangat ini bisa terus dijaga. Bukan cuma saat kurban, tapi di setiap kesempatan untuk berbagi dan saling peduli,” tutur H. Nano Sumpena menutup kegiatan hari itu.
Di Puri Subang Asri, Idul Adha bukan sekadar hari raya. Ia adalah panggung keakraban, ajang edukasi, dan ruang tumbuhnya solidaritas. Dan tahun ini, meski lebih sederhana, tetap terasa meriah, ceria dalam keberkahan.