Majalengka, TINTAHIJAU.COM – Desa Heubeulisuk resmi dideklarasikan sebagai Kampung Zakat, sebuah inisiatif sosial berbasis kesadaran kolektif warga terhadap pentingnya kepedulian sosial, khususnya terhadap kaum duafa, anak yatim, dan lansia.
Acara peresmian ini dihadiri langsung oleh Bupati Majalengka, bersama wakil bupati, Sekda, serta seluruh perangkat daerah.
Dalam sambutannya, Bupati Majalengka menyampaikan dua hal utama yang dirasakannya: kebahagiaan dan keharuan.
“Saya bahagia melihat bagaimana masyarakat Desa Heubeulisuk sudah membangun kesadaran sosial yang kuat, saling peduli dan gotong royong dalam membantu sesama, terutama yang kurang mampu,” ujar Bupati Eman Suherman, Sabtu (07/06/2025).
“Dan saya terharu karena apa yang kami mulai tahun ini dalam rangka HUT Majalengka, ternyata sudah dilakukan lebih dulu oleh Pak Kuwu Heubeulisuk selama lima tahun terakhir,” ungkapnya.
Menurut Bupati, Kuwu Desa Heubeulisuk secara konsisten telah menginisiasi gerakan zakat dan infak, meskipun awalnya menghadapi berbagai tantangan, termasuk soal kepercayaan masyarakat.
“Tapi hari ini, kepercayaan itu sudah tumbuh. Selama lima tahun, beliau telah berhasil menghimpun sekitar Rp400 juta dari infak dan sedekah warga,” ucapnya.
Program ini juga sejalan dengan gerakan “Gema Insan” yang menjadi bagian dari peringatan HUT Majalengka tahun ini. Meski sempat mendapat kritik, Bupati menyambut positif masukan dari masyarakat.
“Bagi saya, kritik itu juga bentuk partisipasi. Kita jadikan sebagai motivasi untuk terus melangkah. Saya tidak gentar, karena niat kami untuk kebaikan, bukan kepentingan pribadi atau kelompok,” tegasnya.
Dalam kegiatan itu, tercatat Rp 11 juta disalurkan langsung kepada warga, ditambah bantuan berupa sembako dan padi.
Menurut Bupati, hal ini menjadi bukti nyata keberkahan dan dampak positif dari gerakan sosial berbasis zakat tersebut.
“Desa Heubeulisuk ini kecil, hanya 1.900 hektare, dengan penduduk sekitar 1.400 jiwa. Tapi rumah-rumah mereka bagus, warganya tersenyum. Ini ukuran keberkahan. Jangan dihitung secara matematik, tapi secara keimanan,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara ikhtiar lahir dan batin. “Kami pemerintah bekerja mencari anggaran untuk pembangunan infrastruktur, tapi masyarakat juga harus didekatkan kepada Tuhan. Lewat zakat dan infak, Allah pasti membalas dengan berkah yang berlipat,” tambahnya.
Bupati berharap semangat ini dapat terus berkembang di desa-desa lain. Saat ini, dari 15 Kecamatan, telah terkumpul lebih dari Rp 1,15 miliar yang akan digunakan sepenuhnya untuk membantu masyarakat miskin.
“Kami ingin momentum HUT Majalengka menjadi pengingat dan harapan bagi warga kurang mampu. Supaya setiap tahun, gerakan ini terus hidup, bukan hanya seremonial, tapi menjadi gerakan sosial berkelanjutan,” pungkasnya.