JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Suasana duka masih menyelimuti ribuan warga di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, setelah kebakaran hebat melanda kawasan padat penduduk tersebut pada Jumat (6/6/2025). Sedikitnya 450 bangunan hangus dilalap si jago merah, menyebabkan sekitar 3.200 jiwa dari 800 kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal.
Saat ini, para korban mengungsi di tenda-tenda darurat yang disiapkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Namun, kondisi di lokasi pengungsian masih jauh dari kata layak. Keterbatasan logistik seperti makanan, air bersih, pakaian, hingga fasilitas sanitasi menjadi persoalan serius yang dihadapi para korban.
“Kami butuh makan, sembako, air untuk mandi pun tidak ada,” ujar Siswoyo (62), salah satu warga yang terdampak.
Hal senada disampaikan Dodi (68) yang mengaku hanya memiliki pakaian yang dikenakannya saat ini. “Pakaian hanya ini yang saya pakai, butuh sekali bantuan baju dan celana,” katanya.
Minimnya toilet umum dan tempat mandi juga menjadi keluhan warga di posko pengungsian. Sri, salah seorang pengungsi, mengungkapkan bahwa ia terpaksa menumpang ke tempat lain untuk buang air karena tidak tersedia toilet yang memadai.
“Butuh banget toilet, buat buang air kecil dan besar, kemarin saya sampai harus menumpang,” ujarnya.
Sementara itu, Lastri (40) berharap pemerintah segera menyediakan fasilitas mandi di sekitar posko.
Kondisi semakin memprihatinkan karena sejumlah warga memilih bertahan di atas puing-puing bekas rumah mereka, hanya beralaskan kain. Mereka khawatir meninggalkan lokasi rumah karena takut barang-barang yang tersisa dijarah.
“Kita butuh alas tidur, selimut, karena tidur di atas bangunan-bangunan ini,” tutur Siswoyo.
Menanggapi kondisi tersebut, Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Fuady, telah meninjau lokasi pengungsian. Ia memastikan bahwa Polda Metro Jaya telah mengirimkan mobil dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan para pengungsi.
“Dapur umum disiapkan untuk memenuhi kebutuhan makan warga. Bila kurang akan ditambah dengan dapur lapangan,” kata Fuady. Ia juga menyatakan bahwa pihak kepolisian akan terus membantu pemenuhan kebutuhan para korban.
Sementara itu, penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan. Sejumlah saksi memberikan keterangan yang berbeda-beda, mulai dari dugaan korsleting listrik hingga api yang berasal dari kompor.
“Ada yang melihat api di lantai dua, ada yang sebut korsleting, ada juga yang bilang dari kompor,” jelas Fuady.
Untuk memastikan penyebab pasti kebakaran, tim dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri dijadwalkan akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dalam waktu dekat.
“Puslabfor Mabes Polri direncanakan akan datang besok atau lusa,” pungkasnya.
Pemerintah dan berbagai pihak diharapkan dapat segera memberikan bantuan yang dibutuhkan dan mempercepat proses pemulihan bagi para korban kebakaran di Kapuk Muara.