SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Pelantikan 110 pejabat administrator dan pengawas Pemkab Subang di atas jalan rusak Desa Jatiragas Hilir, Kecamatan Patokbeusi, Jumat (13/6/2025), menyisakan kesan mendalam di mata warga.
Selain dianggap simbolik, warga juga menitipkan harapan besar agar momentum ini diiringi dengan perubahan nyata dalam pelayanan dan pembangunan daerah.
“Dilantiknya di jalan rusak itu udah jadi peringatan keras. Sekarang tinggal dibuktikan, bisa nggak mereka langsung kerja, nggak cuma ganti kursi,” kata Agus (39), warga Kecamatan Blanakan.
Pelantikan yang digelar langsung di ruas jalan berlubang memang menyampaikan pesan kuat. Bupati Subang, Reynaldy, dalam sambutannya menyatakan bahwa jabatan bukanlah kemewahan, tapi amanah untuk memperbaiki kondisi masyarakat, mulai dari hal paling dasar seperti infrastruktur jalan, pelayanan publik, hingga keberpihakan kepada rakyat kecil.
Warga pun menyambut positif pesan tersebut. Namun mereka menegaskan bahwa simbol saja tidak cukup, tanpa aksi nyata di lapangan.
“Jangan sampai habis dilantik, langsung lupa jalan yang dilalui. Ingat, dilantik di lubang, maka perbaikan itu harus dimulai dari bawah,” ujar Lilis (46), pedagang sayur asal Ciasem.
Dari total 110 pejabat yang dilantik, sejumlah nama mengisi posisi strategis sebagai camat dan sekretaris kecamatan (sekmat). Posisi ini dinilai sangat krusial karena berhadapan langsung dengan masyarakat di wilayah masing-masing.
Warga berharap camat dan sekmat baru bisa membawa semangat baru. Bukan sekadar hadir di acara seremonial, tapi benar-benar aktif menyelesaikan masalah di lapangan.
“Sekarang camat jangan cuma duduk di kantor. Harus blusukan, lihat langsung jalan rusak, sekolah bocor, atau warga yang belum tersentuh bantuan,” ungkap Deni (31)
Pelantikan besar-besaran ini juga dianggap sebagai peluang untuk mempercepat reformasi pelayanan. Warga berharap dengan hadirnya darah-darah baru dalam birokrasi, proses pelayanan publik bisa lebih cepat, transparan, dan tanpa pungli.
“Kalau dulu ngurus surat berbelit dan lama, ya sekarang harus lebih cepat. Jangan sampai wajahnya baru, tapi caranya masih lama,” kata warga lainnya, Yayah (51)
Warga Subang menilai, pelantikan ini bisa menjadi awal baru yang baik, selama para pejabat tidak larut dalam kenyamanan jabatan. Apalagi, pelantikan dilakukan di tengah kondisi Subang yang masih punya banyak pekerjaan rumah: mulai dari jalan rusak, akses air bersih, hingga pengangguran.
“Kami cuma minta satu: jangan lupa ke lapangan. Jangan nunggu viral dulu baru datang. Kalau bisa, jadi pejabat yang cepat gerak sebelum masyarakat teriak,” tegas Yanto
Dengan dilantiknya 110 pejabat baru, termasuk 8 camat dan 9 sekmat, masyarakat Subang kini menunggu bukti. Bukan sekadar tanda tangan SK, tetapi tindakan nyata yang bisa dirasakan langsung oleh warga di pelosok-pelosok desa.
“Pelantikan di jalan rusak itu pesan kuat. Sekarang, tinggal kita lihat: siapa yang betul-betul kerja, siapa yang cuma numpang nama,” tandasnya