SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Di antara gang kecil di belakang Kelurahan Cigadung, terselip sebuah kedai kopi sederhana yang memadukan cita rasa lokal dengan suasana rumahan yang akrab. Namanya Kedai Kopi Rumah Bapak, tempat bersantai sambil menyeruput kopi yang diseduh dengan sepenuh hati.
Didirikan oleh Arya Hendry, kedai ini buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga tengah malam. Meski tanpa papan nama mencolok atau desain kekinian, Kopi Rumah Bapak justru menghadirkan kesederhanaan yang membuat pengunjung betah berlama-lama.
Beberapa meja kayu dan kursi plastik tersusun rapi tanpa banyak dekorasi. Hanya sekitar sepuluh meja yang tersedia, cukup untuk menampung pelanggan yang datang bergiliran sepanjang hari.
Suasana makin terasa nyaman karena lokasi kedai berdampingan dengan aliran sungai kecil. Suara gemericik air yang mengalir pelan seolah menjadi musik latar alami yang menenangkan. Ruang kedai yang terbuka memungkinkan angin masuk leluasa, memberikan kesegaran khas kampung yang sulit ditemukan di kafe ber-AC.
Bagian depannya berbatasan langsung dengan jalan kecil milik warga. Lalu-lalang kendaraan roda dua dan suara orang yang berlalu justru menambah hidup suasana, menghadirkan semacam ritme aktivitas harian yang akrab dan menenangkan.
“Kita ini kedai, bukan coffee shop. Jadi takaran dan rasa kopi bisa disesuaikan sesuai selera pengunjung,” ujar Arya sambil tersenyum.
Salah satu menu andalan adalah kopi V60 dengan biji lokal dari Subang dan jenis natural beans dari Jepang. Arabika Ciater yang digunakan menghasilkan rasa fruity yang segar dan tidak terlalu bold, pas buat pecinta kopi ringan namun berkarakter.
Menu lain yang tak kalah digemari adalah kopi gula aren, dibuat dari racikan espresso yang memadukan 80 persen Arabika dan 20 persen Robusta dari Temanggung. Gula arennya pun murni, memberikan sensasi manis alami tanpa meninggalkan pahit di ujung lidah.
Dari sisi harga, kopi di sini cukup bersahabat. Filosofinya sederhana: kopi enak tak harus mahal. “Kalau dibanding tempat lain, bisa beda sampai lima ribuan,” tambah Arya.
Meski sederhana, Kedai Kopi Rumah Bapak punya menu andalan yang disukai banyak pelanggan, terutama pecinta kopi sejati. Tiga menu favoritnya adalah V60 Beans Subang Natural, Japanese Beans Subang Natural dan Kopi Gula Aren Rumah Bapak
Semua racikan kopi tersebut berasal dari biji kopi lokal Subang, termasuk Arabika dari Ciater yang diolah secara natural hingga menghasilkan rasa fruity yang lembut dan tidak terlalu bold. Perpaduan ini cocok untuk penikmat kopi yang mengutamakan karakter dan keaslian rasa.
Berdasarkan daftar menu, kopi seduh manual dan mekanik dibanderol antara Rp13 ribu hingga Rp20 ribu. Selain kopi, tersedia juga minuman non-kopi seperti lemon tea, red velvet latte, matcha, hingga berbagai varian Yakult.
Soal harga? Jangan khawatir. Meski kualitasnya tinggi, harga kopi di sini jauh lebih ramah kantong. Dibanding tempat lain, bisa selisih hingga Rp5.000 per gelas.
Soal makanan, kedai ini tidak menjadikannya prioritas. Beberapa camilan ringan disediakan hanya sebagai pelengkap, karena fokus utama tetap pada kualitas rasa kopi dan kenyamanan suasana.
Camilan ringan yang tersedia, seperti, dari rujak cireng, kentang goreng, hingga pisang cokelat dan kue gabin, sebagai pelengkap ngopi yang tidak terlalu mengenyangkan.
Pengunjung yang datang pun beragam. Dari pegawai, mahasiswa, hingga komunitas pecinta kopi. Mereka berasal dari berbagai wilayah di Subang, seperti Cisalak, Cikaum, bahkan ada yang sengaja mampir saat pulang kerja untuk menikmati secangkir kopi di suasana yang tidak terburu-buru.
Di tengah menjamurnya coffee shop berdesain mewah, Kedai Kopi Rumah Bapak justru menawarkan nilai yang jarang ditemui: kesederhanaan, kehangatan, dan kebebasan menyesap kopi sesuai selera masing-masing.





