SUBANG, TINTAHIJAU.com — Perkembangan anak merupakan proses kompleks yang mencakup berbagai aspek, salah satunya adalah kemampuan motorik. Secara umum, perkembangan motorik dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu motorik halus dan motorik kasar. Keduanya sangat penting dalam mendukung aktivitas fisik, kognitif, hingga kemandirian anak dalam kesehariannya.
Motorik sendiri merujuk pada kemampuan gerak anak yang berkembang seiring kematangan fisik dan sistem saraf. Perkembangan motorik kasar adalah kemampuan yang melibatkan koordinasi anggota tubuh besar dan keseimbangan, seperti berjalan, berlari, melompat, atau merangkak. Biasanya kemampuan motorik kasar muncul lebih awal pada fase tumbuh kembang anak. Misalnya, bayi mulai belajar mengangkat kepala, membalikkan badan, hingga merangkak dan berjalan.
Sebaliknya, motorik halus berkaitan dengan kemampuan menggerakkan otot-otot kecil yang membutuhkan koordinasi antara mata dan tangan. Contoh gerakan motorik halus antara lain menggambar, menulis, mengancingkan baju, memotong kertas, atau menyusun balok. Perkembangan motorik halus biasanya berkembang setelah motorik kasar dan lebih banyak dipengaruhi oleh stimulasi lingkungan sekitar.
Perlu diingat bahwa setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda. Tidak semua anak akan mampu berdiri di usia 9 bulan atau menulis lancar saat mulai masuk PAUD. Oleh karena itu, penting bagi orang tua, khususnya ibu, untuk sabar dan telaten dalam memberikan stimulasi sesuai dengan usia dan kemampuan anak, tanpa memaksakan capaian yang belum tentu sesuai dengan kesiapan fisiknya.
Salah satu cara efektif untuk menstimulasi perkembangan motorik anak adalah melalui permainan. Aktivitas bermain dapat dirancang untuk mendukung kedua jenis motorik tersebut. Untuk motorik kasar, misalnya, orang tua bisa meletakkan mainan di tempat yang sedikit jauh agar anak terdorong untuk bergerak meraihnya. Sementara untuk motorik halus, bisa dilakukan dengan permainan sederhana seperti memindahkan air dari satu wadah ke wadah lain menggunakan sendok.
Namun, jika orang tua melihat adanya tanda keterlambatan dalam perkembangan motorik anak, baik kasar maupun halus, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter spesialis anak. Sebab, keterlambatan pada tahap awal motorik dapat berdampak pada perkembangan kemampuan anak di kemudian hari.
Dengan pemahaman yang baik mengenai perbedaan dan pentingnya motorik halus dan kasar, orang tua dapat lebih bijak dalam mendampingi tumbuh kembang si kecil. Dukungan yang konsisten, lingkungan yang kondusif, serta interaksi positif akan menjadi kunci bagi perkembangan motorik anak yang optimal.