Pendaki Malaysia Terpeleset di Gunung Rinjani, Dievakuasi dalam Kondisi Luka

Kondisi pasir dan kerikil di lereng curang Gunung Rinjani yang tidak stabil dinilai bisa membahayakan Juliana jika memaksakan evakuasi dengan helikopter. AFP/Indonesias National Search and Rescue Agency

LOMBOK, TINTAHIJAU.com – Insiden pendaki jatuh kembali terjadi di kawasan wisata alam Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Seorang warga negara Malaysia, Nazli bin Awang Mahat (47), dilaporkan tergelincir hingga jatuh ke jurang sedalam 200 meter saat hendak menuju Danau Segara Anak, Jumat (27/6/2025) malam.

Kepala Resort Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Taufikurrahman, membenarkan adanya kecelakaan tersebut. Ia menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan dari pemandu pendakian pada Jumat sore sekitar pukul 15.20 Wita.

“Yang bersangkutan mengalami kecelakaan dan tergelincir di jalur menuju Danau Segara Anak. Ia mengalami luka di kepala dan kaki terkilir, sehingga tidak dapat melanjutkan perjalanan,” ujar Taufik sepertiyang dilandir dari laman Kompas.com, Sabtu (28/6/2025).

Tim evakuasi gabungan segera dikerahkan ke lokasi kejadian pada pukul 23.00 Wita. Korban berhasil dievakuasi menggunakan tandu dan tiba di shelter darurat Pelawangan Sembalun sekitar pukul 01.30 Wita. Setelah beristirahat selama dua jam, korban kembali ditandu ke Pos 2 Sembalun dan tiba sekitar pukul 06.30 Wita.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Lombok Timur, AKP Nicolas Oesman, menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi saat korban dan rombongan yang terdiri dari 12 pendaki tengah menuruni jalur ke Segara Anak. “Di lokasi itu memang banyak pendaki dan porter yang berlalu-lalang. Diduga korban terpeleset saat hendak menghindari keramaian,” ungkap Nicolas.

Ia juga menambahkan bahwa korban segera mendapatkan pertolongan dari rekan-rekannya sebelum akhirnya dievakuasi ke Puskesmas Sembalun untuk perawatan lebih lanjut.

Insiden ini bukanlah yang pertama terjadi di Gunung Rinjani dalam pekan yang sama. Sebelumnya, seorang pendaki asal Brasil, Juliana De Souza Pereira Marins (27), dinyatakan jatuh pada Sabtu (21/6/2025) setelah tidak ditemukan di lokasi istirahat saat rombongannya turun dari puncak gunung.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Yarman, menjelaskan bahwa korban terakhir kali terlihat beristirahat karena merasa kelelahan. Namun saat guide turun dari puncak, korban telah hilang. Setelah pencarian intensif menggunakan drone atau unmanned aerial vehicle (UAV), korban ditemukan pada Senin (23/6), sekitar 500 meter dari titik awal jatuh. Evakuasi baru berhasil dilakukan pada Rabu (25/6) karena medan yang ekstrem dan cuaca berkabut.

Jenazah korban asal Brasil tersebut kemudian dibawa ke RSUD Bali Mandara untuk dilakukan autopsi.

Pihak pengelola TNGR kembali mengingatkan para pendaki untuk lebih berhati-hati dan selalu menggunakan jalur resmi serta mengikuti petunjuk keselamatan dari pemandu guna menghindari kecelakaan serupa.