JAKARTA, TINTAHIJAU,com — Batuk berdahak yang berlangsung selama dua minggu atau lebih dapat menjadi tanda awal penyakit tuberkulosis (TBC). Sayangnya, banyak masyarakat yang menganggap remeh gejala ini dan tidak segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Menurut dr. Astuti Setyawati, Sp.P(K), FISR, gejala awal TBC sering kali menyerupai penyakit saluran napas biasa seperti flu atau masuk angin. Akibatnya, pasien sering datang dalam kondisi yang sudah parah.
“Banyak pasien datang sudah parah karena mengira batuknya cuma karena cuaca atau maag. Padahal, batuk dua minggu atau lebih harus segera diperiksa,” ujar dr. Astuti dalam talkshow yang disiarkan melalui akun Instagram resmi Kementerian Kesehatan RI, Kamis (6/5/2025).
Gejala Khas TBC yang Perlu Diwaspadai
Dr. Astuti menjelaskan bahwa gejala utama TBC adalah batuk berdahak yang berlangsung lebih dari dua minggu. Namun, penyakit ini juga disertai dengan gejala sistemik lain seperti:
- Batuk berdahak tak kunjung sembuh
- Batuk bercampur darah
- Demam ringan, terutama di malam hari
- Keringat malam berlebihan
- Penurunan berat badan tanpa sebab jelas
- Hilangnya nafsu makan
“Kadang batuknya tidak terlalu sering, tapi badan makin kurus, cepat lelah, dan tidak nafsu makan. Itu juga tanda yang perlu diwaspadai,” jelas dr. Astuti.
Pemeriksaan Dini Sangat Penting
Jika gejala-gejala tersebut muncul dan tidak membaik meski sudah mengonsumsi obat batuk, masyarakat disarankan segera memeriksakan diri ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat. Pemeriksaan awal biasanya meliputi wawancara medis, tes dahak, rontgen dada, dan tes lanjutan jika diperlukan.
Dr. Astuti mengingatkan bahwa semakin cepat TBC terdeteksi, semakin besar peluang kesembuhan pasien dan semakin kecil risiko penularan ke orang lain. “Pemeriksaan dini dapat mencegah komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan,” tegasnya.
Jangan Tunda, Segera Periksa
Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Karena itu, kewaspadaan terhadap gejala awal sangat penting. Batuk yang dibiarkan tanpa pemeriksaan dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit di masyarakat.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai gejala dan penanganan TBC, masyarakat dapat mengunjungi situs resmi Kementerian Kesehatan RI atau berkonsultasi langsung dengan tenaga kesehatan di fasilitas terdekat.