FLORES TIMUR, TINTAHIJAU.com — Meski aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus meningkat, puluhan kepala keluarga (KK) di kawasan rawan bencana (KRB) masih menolak untuk dievakuasi. Data terakhir mencatat, sebanyak 28 KK di Dusun Podor dan Dusun Kampung Baru, Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, memilih tetap tinggal di rumah mereka.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur, Avelina Manggota Hallan, menyampaikan bahwa kedua dusun tersebut berada dalam radius 6 kilometer dari pusat erupsi, yang termasuk dalam KRB Gunung Lewotobi Laki-Laki. Ia menyayangkan masih adanya warga yang enggan dievakuasi meskipun telah diberi peringatan berkali-kali oleh pemerintah.
“Ada yang beralasan orang tua sakit, ada juga karena memiliki usaha di rumah,” ujar Avelina pada Selasa (8/7/2025), dikutip dari Kompas.com.
Terkait penolakan ini, Avelina menegaskan bahwa pemerintah telah menjalankan tugasnya untuk memberi peringatan. Ia meminta agar warga tidak menyalahkan pemerintah apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kalau terjadi apa-apa, pemerintah jangan disalahkan. Kami sudah mengimbau berkali-kali,” tegasnya.
Sementara itu, aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki masih menunjukkan peningkatan signifikan. Pada Selasa pagi, dua kali letusan kembali terjadi dalam periode pukul 00.00 hingga 06.00 Wita. Petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Lewotobi, Emanuel Rofinus Bere, melaporkan bahwa letusan disertai asap kelabu setinggi 4.000 meter dari puncak kawah.
Secara visual, asap kawah terpantau berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, serta tinggi antara 800 hingga 1.000 meter dari puncak. Selain itu, sejumlah aktivitas kegempaan juga terekam di pos pemantauan.
Sehari sebelumnya, Senin (7/7/2025), Gunung Lewotobi Laki-Laki mengalami erupsi dengan ketinggian kolom abu vulkanik mencapai 18 kilometer. Erupsi tersebut menyebabkan hujan pasir dan kerikil yang bahkan menjangkau pemukiman warga, termasuk area Pasar Boru di Kecamatan Wulanggitang. Aktivitas masyarakat di sekitar lokasi turut terganggu akibat fenomena ini.
Pemerintah daerah dan BPBD setempat terus berupaya memberikan edukasi dan imbauan kepada warga agar segera mengungsi demi keselamatan. Namun, tantangan masih besar karena banyak warga tetap bertahan dengan berbagai pertimbangan pribadi.
Hingga berita ini diturunkan, status kewaspadaan terhadap Gunung Lewotobi Laki-Laki masih tinggi, dan masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius berbahaya serta selalu mengikuti perkembangan informasi resmi dari pihak berwenang.