SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Setiap akhir pekan, Alun-Alun Subang tak pernah sepi. Warga dari berbagai penjuru kota berdatangan untuk menikmati suasana santai di jantung Kota Nanas. Mulai dari anak-anak hingga lansia, semuanya membaur di ruang publik yang kini jadi destinasi favorit warga Subang.
Dengan latar Masjid Agung yang megah, kawasan ini menghadirkan perpaduan antara spiritualitas, rekreasi, dan interaksi sosial. Trotoar yang lebar, taman hijau yang asri, serta area bermain anak membuat alun-alun nyaman untuk berbagai aktivitas.
Namun bukan hanya itu. Alun-Alun Subang juga menjadi ruang ekspresi kolektif masyarakat. Hampir setiap bulannya, tempat ini digunakan untuk berbagai event seperti pentas musik, pertunjukan kesenian, aksi kemanusiaan, hingga wadah unjuk potensi anak muda Subang.
“Alun-alun ini sudah kayak ruang bersama semua kalangan. Kadang ada festival band pelajar, pameran UMKM, atau aksi donor darah. Jadi bukan cuma buat jalan-jalan,” ujar Iwan (29), warga Kelurahan Karanganyar.
Di malam hari, suasana alun-alun berubah menjadi ruang nongkrong yang ramai. Lampu taman yang temaram, lantunan musik jalanan, hingga wangi jajanan kaki lima menambah semarak suasana. Dari cilok dan sate taichan, hingga kopi susu kekinian—semuanya bisa ditemui di sekitar alun-alun.
Bagi anak muda, tempat ini juga menjadi arena eksistensi dan interaksi. Tak jarang komunitas skateboard, dancer, hingga fotografi menggelar latihan atau kegiatan rutin di sini.
“Di sinilah kami nunjukin karya. Nggak perlu bayar sewa, tapi bisa perform dan dinikmati warga,” kata Hani, vokalis band indie lokal yang kerap tampil saat CFD atau festival pemuda.
Pemerintah Kabupaten Subang pun terus menata dan merawat kawasan ini agar tetap nyaman dan representatif sebagai ikon kota yang terbuka dan partisipatif.
Dengan segala dinamika dan semangat warganya, Alun-Alun Subang bukan sekadar taman kota. Ia telah tumbuh menjadi ruang hidup masyarakat—tempat bersantai, berkreasi, dan membangun kebersamaan.
