Ragam  

Waspadai Konsumsi Suplemen Berlebih, Ini Deretan yang Tak Perlu Dikonsumsi Tanpa Anjuran Dokter

JAKARTA, TINTAHIJAU.com Suplemen vitamin dan mineral kerap dianggap sebagai solusi instan untuk menjaga kesehatan tubuh. Namun, para ahli kesehatan mengingatkan bahwa tidak semua jenis suplemen benar-benar dibutuhkan, terutama jika seseorang sudah mengonsumsi makanan bergizi seimbang setiap hari.

Beberapa studi medis terbaru menyebutkan bahwa konsumsi suplemen tanpa indikasi medis justru bisa menimbulkan efek samping yang merugikan tubuh. Bahkan, dalam jangka panjang, hal ini bisa membebani ginjal hingga meningkatkan risiko penyakit serius.

Melansir Medical News Today, berikut adalah daftar suplemen yang sebaiknya tidak dikonsumsi secara rutin tanpa rekomendasi dokter:

1. Multivitamin

Meski populer sebagai suplemen “serba guna”, riset yang dimuat dalam Annals of Internal Medicine (2013) menyebutkan bahwa konsumsi multivitamin secara rutin tidak terbukti efektif dalam mencegah penyakit kronis seperti kanker, gangguan jantung, maupun penurunan fungsi otak.

Sebaliknya, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan overdosis mikronutrien tertentu, khususnya vitamin larut lemak seperti A dan E, yang berpotensi membahayakan kesehatan.

2. Vitamin A

Vitamin A memang berperan penting bagi kesehatan mata dan sistem kekebalan. Namun, asupan lebih dari 10.000 IU per hari berisiko menyebabkan keracunan (hipervitaminosis A). Gejala yang dapat timbul antara lain mual, nyeri sendi, pusing, hingga kerusakan hati.

Khusus bagi ibu hamil, dosis tinggi vitamin A bahkan berisiko menyebabkan cacat bawaan pada janin. Padahal, kebutuhan vitamin A dapat dipenuhi dari makanan seperti wortel, hati, dan sayuran berwarna terang.

3. Vitamin C

Meski sering dikonsumsi untuk mencegah flu, studi Cochrane Review (2013) menunjukkan bahwa suplemen vitamin C tidak signifikan dalam mencegah flu pada orang sehat. Konsumsi berlebih juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan pembentukan batu ginjal, terutama jika lebih dari 2.000 mg per hari.

Sumber alami vitamin C tersedia dalam buah-buahan seperti jeruk, kiwi, dan stroberi.

4. Vitamin B3 (Niasin)

Dulu sempat populer untuk menurunkan kolesterol, namun riset dari New England Journal of Medicine (2014) menunjukkan bahwa konsumsi vitamin B3 dosis tinggi tidak memberikan manfaat signifikan dan justru bisa meningkatkan risiko gangguan hati, infeksi, serta kenaikan kadar gula darah.

Vitamin B3 sendiri bisa diperoleh dari makanan sehat seperti ikan, daging tanpa lemak, dan biji-bijian.

5. Vitamin E

Sebagai antioksidan, vitamin E diyakini baik untuk kulit dan mencegah penuaan. Namun, penelitian dalam Journal of the American Medical Association (2005) memperingatkan bahwa dosis tinggi (lebih dari 400 IU per hari) dapat meningkatkan risiko stroke, perdarahan, dan penurunan daya tahan tubuh.

Kacang-kacangan dan minyak nabati sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin E harian.

6. Biotin

Biotin sering dipasarkan untuk memperkuat rambut dan kuku, tetapi tidak ada cukup bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut pada individu tanpa defisiensi biotin. Bahkan, konsumsi suplemen ini bisa mengganggu hasil tes laboratorium, seperti tes hormon tiroid atau jantung, sehingga berpotensi menyesatkan diagnosis medis.

Biotin alami sudah tersedia dalam makanan seperti telur, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

Para ahli menyarankan agar masyarakat lebih bijak dan tidak sembarangan mengonsumsi suplemen. Apabila tidak ada kondisi medis khusus atau defisiensi tertentu, kebutuhan nutrisi harian sebaiknya dipenuhi dari pola makan yang sehat dan beragam.