Majalengka, TINTAHIJAU.com – Kesatuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Jati Manunggal Sejahtera resmi mengoperasikan layanannya di Desa Pilangsari, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka sejak 22 Juli 2025.
Layanan ini menyasar ribuan penerima manfaat dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari TK hingga SMA.
Kepala SPPG Jati Manunggal Sejahtera, Rudi Irawan, saat ditemui di lokasi, Jumat (25/07/2025), menyampaikan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada pemberian makanan bergizi gratis (MBG), tetapi juga berupaya mengedukasi masyarakat soal pentingnya pola makan sehat.
“Total penerima manfaat mencapai 4.000 orang, terdiri dari 3.596 siswa dan sisanya adalah masyarakat kategori B3 (berisiko gizi buruk dan berpenghasilan rendah). Cakupannya meliputi lima desa, yakni Jatiraga, Pilangsari, Jatitengah, Sumberkulon, dan Sumberwetan,” jelas Rudi.
Dalam pelaksanaannya, menu makanan yang disediakan beragam dan disesuaikan setiap hari agar anak-anak tidak bosan. “Hari ini misalnya, menunya ayam asam manis, labu siam, tempe sebagai sumber protein, dan buah jeruk,” ujar Rudi. Ia menambahkan, pemilihan menu juga berdasarkan hasil evaluasi harian.
Ayam dan Telur Jadi Favorit, Sayur Masih Kurang Diminati
Dari hasil pemantauan tim SPPG, menu ayam goreng dan telur ceplok menjadi pilihan favorit para siswa. “Kami evaluasi dari ompreng yang dibawa pulang. Ternyata menu ayam dan telur yang paling banyak dimakan. Sayur masih jadi tantangan, karena kurang diminati,” tambahnya.
SPPG juga tengah mengumpulkan data terkait anak-anak yang memiliki alergi makanan. “Kami tidak memaksakan anak yang alergi untuk mengonsumsi makanan tertentu. Saat ini masih dalam proses pendataan,” kata Rudi.
Ubah Pola Pikir Masyarakat: Dari Banyak ke Bergizi
Lebih dari sekadar pelayanan logistik, SPPG Pilangsari juga membawa misi perubahan pola pikir masyarakat.
“Tantangan terbesar kami adalah menggeser pola pikir dari ‘yang penting kenyang’ menjadi ‘yang penting bergizi’. Ini bukan soal kuantitas, tapi kualitas makanan,” tegas Rudi.
Proses distribusi makanan dilakukan sejak pagi hari. Untuk jenjang TK dan SD, makanan mulai dikemas pukul 05.00 dan didistribusikan sekitar pukul 07.00–08.00. Sementara untuk SMP dan SMA, pembagian dilakukan saat jam makan siang.
Melalui program ini, pihak yayasan berharap dapat membentuk kebiasaan makan sehat sejak dini dan menumbuhkan kesadaran keluarga penerima manfaat bahwa gizi seimbang adalah kunci tumbuh kembang anak yang optimal.





