Ragam  

Manfaatkan Keindahan, Majalengka Berpotensi Jadi Daerah di Indonesia yang Hadirkan Destinasi Wisata Medis

‎‎MAJALENGKA,TINTAHIJAU.COM – Konsep wisata medis atau medical tourism dinilai sangat potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Majalengka. Kombinasi antara fasilitas kesehatan yang berkembang dan pesona alam yang menenangkan menjadi keunggulan tersendiri bagi daerah yang dijuluki sebagai “permata tersembunyi” di Jawa Barat ini.‎‎

Akademisi Universitas Muhammadiyah Semarang drg. Gelar S. Ramdhani, menyatakan bahwa medical tourism merupakan aktivitas bepergian ke suatu daerah untuk memperoleh layanan medis sekaligus menikmati pengalaman wisata. ‎‎

Di Indonesia, pengembangan wisata medis ini telah memiliki landasan hukum melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 76 Tahun 2015 tentang Pelayanan Wisata Medis.‎‎

“Permenkes ini menjadi pedoman nasional bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang ingin mengembangkan layanan wisata medis. Mulai dari standar pelayanan, akreditasi, kompetensi SDM kesehatan, hingga kerja sama dengan sektor pariwisata,” ujar Gelar, Rabu (30/07/2025).

‎‎Ia menyebutkan, dengan adanya regulasi tersebut, pengembangan wisata medis di Indonesia diharapkan berjalan secara profesional, aman, serta memberikan nilai tambah bagi sektor kesehatan dan pariwisata secara bersamaan.‎‎

Majalengka sendiri dinilai memiliki modal kuat untuk masuk dalam peta wisata medis nasional. Selain memiliki RSUD yang terus berkembang, Majalengka juga menawarkan suasana yang jauh dari hiruk-pikuk kota besar, dengan udara bersih, lingkungan asri, dan masyarakat yang ramah.

‎‎“Majalengka bukan daerah metropolitan yang padat, justru ini keunggulan. Pasien atau wisatawan medis bisa mendapatkan perawatan sambil menikmati suasana tenang dan alam yang menyegarkan,” kata Gelar.

‎‎Secara geografis, Majalengka terbagi dalam dua kawasan strategis. Wilayah utara merupakan dataran rendah yang dekat dengan Tol Cipali, Tol Cisumdawu, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, dan pelabuhan strategis seperti Patimban.

Aksesibilitas ini mempermudah wisatawan medis untuk datang dari berbagai kota besar, termasuk Jakarta, Bandung, dan Cirebon.‎‎

Sementara wilayah selatan menyuguhkan pemandangan alam khas pegunungan, termasuk dua jalur resmi pendakian Gunung Ciremai, air terjun alami, danau, sawah hijau, serta udara sejuk yang mendukung pemulihan dan relaksasi.‎‎

“Pengalaman penyembuhan akan terasa lebih utuh ketika pasien bisa memulihkan diri tidak hanya lewat terapi medis, tapi juga dengan sentuhan alam dan suasana yang mendukung kesehatan mental,” imbuhnya.‎‎

Dengan akomodasi yang semakin lengkap dan pelayanan kesehatan yang terus ditingkatkan, Majalengka dinilai memiliki semua komponen penting untuk menjadi pusat medical tourism di Jawa Barat.‎‎

“Potensi ini perlu dimaksimalkan. Kolaborasi lintas sektor—kesehatan, pariwisata, transportasi, dan ekonomi kreatif—akan menjadi kunci. Majalengka punya semua syaratnya,” tutup drg. Gelar.‎