MAJALENGKA, TINTAHIJAU.COM – Ancaman hama tikus yang selama ini menjadi momok bagi petani di Desa Pancaksuji, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, mendapat perhatian serius dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Majalengka (UNMA).
Melalui program unggulan bertajuk “Seminar Pencegahan Hama yang Efektif dan Sederhana”, para mahasiswa berupaya memberikan solusi aplikatif untuk menekan kerugian dan gagal panen yang kerap terjadi akibat serangan hama pengerat tersebut.
Kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Pancaksuji ini tidak hanya berbentuk seminar satu arah, tetapi juga menjadi forum edukasi interaktif antara mahasiswa, penyuluh pertanian, dan para petani.
Program ini dirancang sebagai bagian dari fokus KKN-T pada aspek ketahanan pangan, dengan tujuan memberdayakan masyarakat tani agar lebih mandiri dalam mengendalikan hama tanpa harus bergantung pada produk pabrikan yang mahal.
Ketua Kelompok KKN-T Desa Pancaksuji, Amel Aprilianie, menjelaskan bahwa keberhasilan program ini ditopang oleh kolaborasi dengan berbagai pihak.
Mahasiswa menggandeng IPB University dalam merancang metode pengendalian hama dan bekerja sama dengan penyuluh Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sumberjaya.
Tiga penyuluh, yakni Tisno, Iis, dan Opik, hadir sebagai narasumber untuk memberikan pengetahuan teknis yang relevan dengan kondisi pertanian di wilayah setempat.

Selain sesi pemaparan materi, kegiatan ini juga dilengkapi dengan praktik langsung pembuatan umpan tikus yang murah dan efektif. Mahasiswa KKN-T, Irzi Rohmatullah, memandu para petani untuk memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat seperti kelapa sangrai, beras, garam, MSG, gula, dan essen kelapa.
“Prosesnya sederhana. Bahan-bahan direbus hingga beraroma kuat yang disukai tikus, lalu diaduk rata dan didiamkan hingga mengeras. Setelah itu, umpan diberi racun Rodentisida sebelum dipasang di pematang sawah atau dekat lumbung padi,” jelas Irzi.
Antusiasme petani terlihat jelas selama praktik berlangsung. Salah seorang petani, Karta, mengaku sangat terbantu dengan pelatihan ini. “Ilmu ini sangat bermanfaat. Selama ini kami sering rugi karena serangan tikus. Dengan cara membuat umpan sendiri dari bahan yang murah, kami jadi lebih optimis bisa mengurangi hama,” ujarnya.
Program ini diharapkan memberi dampak jangka panjang bagi ketahanan pangan Desa Pancaksuji. “Kami ingin pengetahuan ini tidak berhenti di sini saja, tapi diterapkan secara berkelanjutan dan disebarkan antarpetani. Ini langkah kecil kami untuk membantu mewujudkan Pancaksuji yang lebih tangguh dan mandiri menghadapi tantangan pertanian,” tutur Amel.
Melalui inisiatif ini, mahasiswa UNMA membuktikan bahwa kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat dapat melahirkan solusi nyata yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani.






