SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Kelompok 28 Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Subang menginisiasi program Bank Sampah di Desa Bantarsari sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Program ini dimulai sejak 18 Juli 2025 dan akan berlangsung hingga 31 Agustus 2025.
Program yang tergabung dalam KKN Tematik ini dijalankan dengan menggandeng pemerintah desa dan masyarakat setempat. Kegiatan dilakukan secara bertahap, mulai dari sosialisasi, pembentukan struktur organisasi Bank Sampah, hingga implementasi pengelolaan sampah secara mandiri oleh warga.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, serta mendorong terciptanya lingkungan desa yang bersih dan sehat,” ungkap salah satu anggota kelompok KKN 28.
Selain manfaat lingkungan, program ini juga diharapkan menjadi solusi ekonomi kreatif. Sampah bernilai ekonomis yang ditabung warga dapat ditukar dengan kebutuhan sehari-hari.
Kegiatan diawali dengan sosialisasi jenis sampah yang dapat ditabung dan manfaat Bank Sampah. Setelah itu dibentuk struktur organisasi yang dikelola langsung oleh warga lokal. Masyarakat diajak memilah sampah dari rumah, lalu menabungkannya di posko Bank Sampah. Sampah yang terkumpul kemudian dijual ke pengepul, dan hasil penjualannya dicatat sebagai saldo masing-masing warga.
Tak hanya itu, mahasiswa juga mengadakan pelatihan daur ulang sampah nonorganik menjadi produk kerajinan, seperti pot bunga dari botol plastik, tempat pensil dari kaleng bekas, hingga pembuatan kompos dari sampah organik.
Dekan FKIP Universitas Subang, Dr. Nita Delima, mengapresiasi langkah mahasiswa dan masyarakat Desa Bantarsari yang berkolaborasi dalam membangun sistem pengelolaan sampah baru.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap mahasiswa tidak hanya belajar di bangku kuliah, tetapi juga mampu menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat, salah satunya melalui pembentukan Bank Sampah yang dapat mendukung kemajuan Desa Bantarsari,” kata Dr. Nita.
Dengan adanya program ini, Desa Bantarsari diharapkan menjadi contoh desa yang mampu mengelola sampah secara mandiri sekaligus menggerakkan roda perekonomian masyarakat melalui pemanfaatan sampah yang berkelanjutan.






